Assalamualaikum


Senin, 21 April 2014

Tugas Kedua: Arti Penting Stress dan Teori Kepribadian sehat Menurut Allport dan Carl Rogers


  1. Pengertian Stress
      Kita semua pernah mengalami stres. Tetapi sebenarnya stres tidak selalu jelek. Stres yang jelek adalah stress yang terlalu kuat dan bertahan lama. Stress dalam arti secara umum adalah perasaan tertekan, cemas, dan tegang. Dalam bahasa sehari-sehari stress di kenal sebagai stimulus atau respon yang menuntut individu untuk melakukan penyesuaian. Menurut J. P. Chaplin dalam kamus lengkap psikologi (1999) mendefinisikan stress sebagai satu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis. Menurut Atkinson (1983), stress terjadi ketika orang dihadapkan dengan peristiwa yang mereka rasakan sebagai mengancam kesehatan fisik maupun psikologisnya.
      Menurut Lazarus & Folkman (1986) stres adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh atau kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai potensial membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya.  Menurut McGrath, dan Wedford dalam Arend dkk, 1997)stress juga diterangkan sebagai suatu istilah yang digunakan dalam ilmu perilaku dan ilmu alam untuk mengindikasikan situasi atau kondisi fisik, biologis, dan psikologis organism yang memberikan tekanan kepada organism itu sehingga ia berada diatas ambang batas kekuatan adaptifnya.
      Menurut Lazarus & Folkman (1986) stress memiliki 3 bentuk yaitu:
Stimulus, yaitu stress merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang menimbulkan stres atau disebut juga dengan stressor.
Respon, yaitu stress yang merupakan suatu respon atau reaksi individu yang muncul karena adanya situasi tertentu menimbulkan stres. Respon yang muncul dapat secara psikologis seperti: cemas, sulit berkonsentrasi, dan mudah tersinggung.
Proses, yaitu stress digambarkan sebagai suatu proses dimana individu secara aktif dapat mempengaruhi dampak stres melalui tingkah laku, kognisi maupun afeksi.
Menurut Rice (2002) stres adalah suatu kejadian atau stimulus lingkungan yang menyebabkan individu merasa tegang. Sedangkan menurut Atkinson (2000) mengemukakan bahwa stres mengacu pada peristiwa yang dirasakan membahayakan kesejahteraan fisik dan psikologis seseorang.
Dapat disimpulkan bahwa stres merupakan suatu keadaan yang menekan diri individu itu sendiri. Sressor atau penyebab stres itu sendiri bisa terjadi karena 3 faktor, yaitu:

  • Faktor eksternal atau lingkungan
  • Faktor internal (psikologis)
  • Faktor biologis
Cara menghilangkan stres biasanya disebut dengan coping stres. Yang termasuk dalam jenis-jenis coping stres?
Jenis-jenis coping stres
Individu dari semua umur mengalami stres dan mencoba untuk mengatasinya. Karena ketegangan fisik dan emosional yang menyertai stres menimbulkan ketidaknyamanan, seseorang menjadi termotivasi untuk melakukan sesuatu untuk mengurangi stres. Hal-hal yang dilakukan bagian dari coping (dalam Jusung, 2006).
      Menurut Colman (2001) coping adalah proses dimana seseorang mencoba untuk mengatur perbedaan yang diterima antara demands dan resources yang dinilai dalam suatu keadaan yang stressful.
      Menurut Lazarus & Folkman (1986) mendefinisikan coping sebagai segala usaha untuk mengurangi stres, yang merupakan proses pengaturan (internal atau eksternal) yang dinilai sebagai beban yang melampaui kemampuan seseorang. Menurut sarafino (2006) menambahkan bahwa coping adalah proses dimana individu melakukan usaha untuk mengatur situasi yang dipersepsikan adanya kesenjangan atara usaha (demands) dan kemampan (resources) yang dinilai penyebab munculnya situasi stres.
Menurut Lazarus & Folkman, ada 2 jenis strategi coping stres, yaitu:
  1. Emotional Focused Coping
Coping ini merupakan bentuk coping yang lebih memfokuskan pada masalah emosi.  Coping ini bertujuan untuk melakukan control terhadap respon emosional terhadap situasi penyebab stress. Lazarus & Folkman (1986) Mengemukakan bahwa individu cenderung menggunakan Emotional Focused Coping
ketika individu memiliki persepsi bahwa stressor yang ada tidak dapat diubah. Berikut aspek-aspeknya:
  • Acceptance
Individu mampu menerima kenyataan bahwa keadaan stres tersebut telah terjadi dan tidak ada yang dapat dilakukan untuk menghindari masalah tersebut.
  • Seking for social support (for emotional reason)
Jenis coping ini lebih mengarah kepda dukungan moral yang diperoleh individu, simpati ataupun pengertian dari orang lain terhadap masalah yang sedang dihadapinya.
  • Self control
Individu mencoba untuk mengatur emosinya supaya tidak diketahui orang lain dan mengaturnya dalam menghadapi masalahnya.
  1. Problem Focused Coping
      Coping yang memfokuskan pada masalah ini melibatkan usaha yang dilakukan untuk merubah beberapa hal yang menyebabkan stres (stressor). Tujuannya adalah untuk mengurangi tuntutan dari situasi dan meningkatkan usaha individu dalam menghadapi stress. Lazarus & Folkman (1986) Mengemukakan bahwa individu cenderung menggunakan Problem Focused Coping ketika individu memiliki persepsi bahwa stressor yang ada dapat diubah.
      Menurut Carver, Scheiver dan Weintraub (dalam Triyani Harika, 2000) dalam penelitiannnya telah menyebutkan beberapa strategi coping yang bisa dikelompokkan ke dalam problem focused coping, yaitu:
  • Active coping, merupakan proses mengambil langkah aktif untuk mencoba menghilangkan stressor atau untuk meringankan dampaknya.
  • Planning, memikirkan bagaimana cara untuk mengatasi stressor.
  • Restraint coping, menunggu sampai adanya kesempatan yang tepat untuk bertindak sebelum waktunya.
  1. Teori kepribadian sehat menurut
Allport




Biografi Allport
Gordon Willard Allport lahir pada 11 November 1897 lahir di Montezuna, Indiana, dari pasangan John E. Allport dan Nellie Wise Allport. Awalnya ayahnya adalah seorang pengusaha, namun ketika Allport lahir beliau beralih pekerjaan dibidang obat – obatan (medis). Ibunya seorang guru dan merupakan protestan yang alim.
Ketika Allport berumur 6 tahun, keluarganya telah berpindah sebanyak tiga kali-dan akhirnya menetap di Cleveland, Ohio. Allport kecil mengembangkan ketertarikannya pada Philosophi dan pertanyaan keagamaan yang banyak memberikan kesempatan untuk berkata-kata. Dia menggambarkan dirinya sebagai sosial “terpisah” yang menggunakan lingkaran aktivitasnya sendiri. Dia juga menyatakan bahwa dia adalah anak yang lebih memiliki kemampuan dalam merangkai kata daripada olahraga ataupun bermain dengan rekan sebaya.
Pada tahun 1915 ia masuk ke Universitas Harvard, dan menjadi sarjana pada tahun 1919. Pada tahun 1922 Allport menerima gelar Ph.D ilmu psikologi di Harvard, setelah 2 tahun menjalani pendidikan. Dan pada akhirnya Dr Allport merubah rumahnya menjadi bentuk kecil dari rumah sakit. Ditemukan suster-suster dan para pasien di rumah, bersih dan keadaan yang steril diberlakukan.
Bagi Allport, Psikologi harus lebih menaruh perhatian kepada kesadaran atau motivasi yang terlihat. Allport mendapatkan penghargaan dalam bidang psikologi, yaitu : “American Psychological Foundation’s Gold Medali,” “The American Psychological Association’s Distinguished Scientific Contribution Award”, dan “The Presidencis of the American Psychological Assosiation and The Society for the Psychological of Sosial Issues”.
            Menurut Allport, individu-individu yang sehat dikatakan mempunyai fungsi yang baik pada tingkat rasional dan sadar. Menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan itu juga. Kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma-trauma dan konflik-konflik masa kanak-kanak. Dimana orang-orang yang neurotis terikat dan terjalin erat pada pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak, berbeda dengan orang-orang yang sehat yang bebas dari paksaan-paksaan masa lampau. Pandangan orang sehat adalah ke depan, kepada peristiwa-peristiwa kontemporer dan peristiwa-peristiwa yang akan datang, dan tidak mundur kembali kepada peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak. Segi pandangan yang sehat ini memberi jauh lebih banyak kebebasan dalam memilih dan bertindak. Orang yang matang dan sehat juga akan terus menerus membutuhkan motif-motif kekuatan dan daya hidup yang cukup untuk menghabiskan energi-energinya. Pada tahap perkembangan manapun, setiap individu harus menemukan minat-minat dan impian-impian baru. Energi tersebut harus diarahkan pada setiap tahap agar mencapai suatu kepribadian yang sehat. Contohnya seorang remaja membutuhkan penyaluran-penyaluran atas energinya agar terhindar dari kepribadian yang tidak sehat. Energi itu harus menemukan jalan keluar, dan apabila energi tidak diungkapkan secara konstruktif maka mungkin energi akan dilepaskan secara destruktif. Dimana beberapa anak yang kekurangan tujuan-tujuan yang berarti dan konstruktif untuk menghabiskan energi mereka, menyebabkan masalah kenakalan. Dorongan yang bersifat konstruktif adalah sangat penting bagi orang-orang yang sehat secara psikologis. Orang-orang yang demikian mengejar secara aktif tujuan-tujuan, harapan-harapan, dan impian-impian, dan kehidupan mereka dibimbing oleh suatu perasaan akan maksud, dedikasi, dan komitmen. Pengejaran terhadap suatu tujuan tidak pernah berakhir; apabila suatu tujuan harus dibuang, maka suatu motif yang baru harus cepat dibentuk. Orang yang sehat melihat ke masa depan dan hidup dalam masa depan.

KRITERIA KEPRIBADIAN YANG MATANG 
Tujuh kriteria kematangan ini merupakan pandangan-pandangan Allport tentang sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat.
  1. Perluasan perasaan diri.
Pribadi yang matang terus mencari untuk dapat mengidentifikasi diri dan berpatisipasi dalam kejadian yang terjadi di luar diri mereka. Mereka tidak terpusat pada diri sendiri serta mereka mampu untuk terlibat dalam masalah dan aktivitas di luar diri mereka. Mereka mengembangkan minat yang tidak egosentris dalam pekerjaan ataupun dalam permainan. Allport (1961)merangkum kriteria pertama ini dengan mengatakann  “semua orang mempunyai rasa cinta terhadap diri sendiri, namun hanya perluasan atas diri yang menjadi penanda kematangan pribadi”.
  1. Hubungan yang hangat dengan orang lain
Allport membedakan dua macam kehangatan alam hubungan dengan orang-orang lain ; kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu. Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orangtua, anak, partner,dll. Orang mengungkapkan partisipasi otentik dengan orang yang dicintai dan memperlihatkan kesejahteraannya. Perasaan terharu, tipe kehangatan yang kedua adalah suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Kepribadian yang matang sabar terhadap tingkah laku orang-orang lain dan tidak mengadili atau menghukumnya. Orang-orang yang sehat menerima kelemahan-kelemahan manusia.
  1. Keamanan emosional
Sifat dari kepribadian yang sehat ini meliputi beberapa kualitas; kualitas utama adalah penerimaan diri. Kepribadian-kepribadian yang sehat mempu menerima semua segi dari ada mereka, termasuk kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekuarangan tanpa menyerah secara pasif pada kelemahan-kelemahan tersebut. Orang sehat mampu hidup dengan ini dan segi-segi lain dalam kodrat manusia, dengan sedikit konflik dalam diri mereka atau dengan masyarakat. Mereka berusaha bekerja sebaik mungkin dan dalam proses mereka berusaha memperbaiki diri mereka. Pribadi yang matang menerima diri mereka apa adanya, dan memiliki apa yang disebut Allport (1961) sebagai keseimbangan emosional.
  1. Persepi yang realistis
Orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Orang-orang yang sehat menerima realita sebagaimana adanya. Mereka berfokus pada masalah dibanding pada pribadi, dan lebih berinteraksi dengan dunia seperti yang dilihat oleh kebanyakkan orang.
  1. Keterampilan-keterampilan dan tugas-tugas
Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri sendiri di dalamnya. Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukkan perkembangan keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat tertentu suatu tingkat kemampuan. Kita juga harus menggunakan keterampilan-keterampilan itu secara ikhlas, antusias, melibatkan dan menempatkan diri sepenuhnya alam pekerjaan kita.
  1. Insight dan humor
Pribadi yang matang mengenal dirinya sendiri, sehingga tidak mempunyai  kebutuhan untuk mengatribuikan kesalahan dan kelemahannya kepada orang lain. Mereka juga mempunyai selera humor yang tidak kasar;yang memberikan mereka kapasitas untuk menertawakan diri mereka sendiri daripada bergantung pada tema-tema seksual. Allport (1961) yakin bahwa insight dan humor sangat berhubungan, serta mungkin merupakan aspek-aspek dari hal yang sama, yaitu pemahaman diri (self-objectication).
  1. Filsafat hidup yang mempersatukan
Orang-orang yang sehat melihat ke depan, didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana-rencana jangka panjang. Orang-orang ini mempunyai suatu perasaan akan tujuan, suatu tugas untuk bekerja sampai selesai, sebagai batu sendi kehidupan mereka, dan ini memberi kontinuitas bagi kepribadian mereka.

Carl Rogers



Biografi Carl  Rogers
Carl Rogers adalah seorang psikolog yang terkenal dengan pendekatan terapi klinis yang berpusat pada klien (client centered). Carl Ransom Rogers lahir di Oak Park, Illinois, pada 8 Januari 1902.
Rogers terkenal sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan terapis, ide-ide dan konsep teorinya banyak didapatkan dalam pengalamanpengalaman terapeutiknya. Ide pokok dari teori – teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah–masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri.
Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak-kanak seperti yang diajukan oleh aliran Freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya.Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya. Namun ia tetap berfokus pada apa yang terjadi sekarang bukan apa yang terjadi pada waktu itu. Rogers dikenal juga sebagai seorang fenomenologis, karena ia sangat menekankan pada realitas yang berarti bagi individu.
Perkembangan Kepribadian
Konsep diri (self concept) menurut Rogers adalah bagian sadar dari ruang fenomenal yang disadari dan disimbolisasikan, dimana “aku“ merupakan pusat referensi setiap pengalaman. Konsep diri  merupakan bagian inti dari pengalaman individu yang secara perlahan dibedakan dan disimbolisasikan sebagai bayangan tentang diri yang mengatakan “apa dan siapa aku sebenarnya“ dan “apa yang sebenarnya harus saya perbuat“. Jadi, self concept adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi yaitu:
  1. Incongruence
ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan batin.
  1. Congruence
Congruence berarti situasi dimana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati.
Konsepsi-konsepsi pokok dalam teori Rogers adalah:
  1. Organism, yaitu keseluruhan individu (the total individual).
Organisme memiliki sifat-sifat berikut:
  • Organisme beraksi sebagai keseluruhan terhadap medan phenomenal dengan maksud memenuhi kebutuhankebutuhannya.
  • Organisme mempunyai satu motif dasar yaitu: mengaktualisasikan, mempertahankan dan
mengembangkan diri.
  • Organisme mungkin melambangkan pengalamannya, sehingga hal itu disadari, atau mungkin menolak pelambangan itu, sehingga pengalaman-pengalaman itu tak disadari, atau mungkin juga organisme itu tak memperdulikan pengalaman-pengalamannya.
  1. Medan phenomenal, yaitu keseluruhan pengalaman (the totality of experience). Medan phenomenal punya sifat disadari atau tak disadari, tergantung apakah pengalaman yang mendasari medan phenomenal itu dilambangkan atau tidak.
  2. Self, yaitu bagian medan phenomenal yang terdiferensiasikan dan terdiri dari pola-pola pengamatan dan penilaian sadar daripada “I” atau “me”.
Self mempunyai bermacam-macam sifat:
a)      Self berkembang dari interaksi organisme denganlingkungan.
b)   Self mungkin menginteraksikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya dalam cara (bentuk) yang tidak wajar.
c)     Self mengejar (menginginkan) consistency (keutuhan/kesatuan, keselarasan).
d)    Organisme bertingkah laku dalam cara yang selaras (consistent) dengan self.
e)     Pengalaman-pengalaman yang tak selaras dengan stuktur self diamati sebagai ancaman.
f)      Self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan (maturation) dan belajar.
Konsepsi Pokok
Rogers mengemukakan lima sifat khas dari seseorang yang berfungsi penuh:
  1. Keterbukaan pada pengalaman
Bahwa seseorang tidak bersifat kaku dan defensif melainkan bersifat fleksibel, tidak hanya menerima pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tapi juga dapat menggunakannya dalam membuka kesempatan lahirnya persepsi dan ungkapan ungkapan baru.
  1. Kehidupan eksistensial
Orang yang tidak mudah berprasangka ataupun memanipulasi pengalaman melainkan menyesuaikan diri karena kepribadiannya terus-menerus terbuka kepada pengalaman baru.
  1. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar, merupakan pedoman yang sangat diandalkan dalam memutuskan suatu tindakan yang lebih dapat diandalkan daripada faktor-faktor rasional atau intelektual.
  1. Perasaan bebas
Semakin seseorang sehat secara psikologis, semakin mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak.
  1. Kreativitas
Seorang yang kreatif bertindak dengan bebas dan menciptakan hidup, ide dan rencana yang konstruktif, serta dapat mewujudkan kebutuhan dan potensinya secara kreatif dan dengan cara yang memuaskan.
Sumber :
      Feist, J. & Feist., G. (2010) Theories of Personality. 7th Edition. Boston: McGraw Hill
                                              http://wardalisa.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/26404/Materi+09+_+TeoriKepribadianCarlRogers.pdf