- Pengertian Stress
Kita semua pernah mengalami stres. Tetapi
sebenarnya stres tidak selalu jelek. Stres yang jelek adalah stress yang
terlalu kuat dan bertahan lama. Stress dalam arti secara umum adalah perasaan
tertekan, cemas, dan tegang. Dalam bahasa sehari-sehari stress di kenal sebagai
stimulus atau respon yang menuntut individu untuk melakukan penyesuaian.
Menurut J. P. Chaplin dalam kamus lengkap psikologi (1999) mendefinisikan
stress sebagai satu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis.
Menurut Atkinson (1983), stress terjadi ketika orang dihadapkan dengan
peristiwa yang mereka rasakan sebagai mengancam kesehatan fisik maupun
psikologisnya.
Menurut Lazarus & Folkman (1986) stres
adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh
atau kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai potensial membahayakan, tidak
terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya. Menurut McGrath, dan Wedford dalam Arend dkk,
1997)stress juga diterangkan sebagai suatu istilah yang digunakan dalam ilmu
perilaku dan ilmu alam untuk mengindikasikan situasi atau kondisi fisik,
biologis, dan psikologis organism yang memberikan tekanan kepada organism itu
sehingga ia berada diatas ambang batas kekuatan adaptifnya.
Menurut Lazarus & Folkman (1986)
stress memiliki 3 bentuk yaitu:
Stimulus,
yaitu stress merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang menimbulkan stres
atau disebut juga dengan stressor.
Respon,
yaitu stress yang merupakan suatu respon atau reaksi individu yang muncul
karena adanya situasi tertentu menimbulkan stres. Respon yang muncul dapat
secara psikologis seperti: cemas, sulit berkonsentrasi, dan mudah tersinggung.
Proses,
yaitu stress digambarkan sebagai suatu proses dimana individu secara aktif
dapat mempengaruhi dampak stres melalui tingkah laku, kognisi maupun afeksi.
Menurut
Rice (2002) stres adalah suatu kejadian atau stimulus lingkungan yang
menyebabkan individu merasa tegang. Sedangkan menurut Atkinson (2000) mengemukakan
bahwa stres mengacu pada peristiwa yang dirasakan membahayakan kesejahteraan
fisik dan psikologis seseorang.
Dapat
disimpulkan bahwa stres merupakan suatu keadaan yang menekan diri individu itu
sendiri. Sressor atau penyebab stres itu sendiri bisa terjadi karena 3 faktor,
yaitu:
- Faktor eksternal atau lingkungan
- Faktor internal (psikologis)
- Faktor biologis
Cara
menghilangkan stres biasanya disebut dengan coping stres. Yang termasuk dalam
jenis-jenis coping stres?
Jenis-jenis
coping stres
Individu
dari semua umur mengalami stres dan mencoba untuk mengatasinya. Karena
ketegangan fisik dan emosional yang menyertai stres menimbulkan
ketidaknyamanan, seseorang menjadi termotivasi untuk melakukan sesuatu untuk
mengurangi stres. Hal-hal yang dilakukan bagian dari coping (dalam Jusung,
2006).
Menurut Colman (2001) coping adalah proses
dimana seseorang mencoba untuk mengatur perbedaan yang diterima antara demands dan resources yang dinilai dalam suatu keadaan yang stressful.
Menurut Lazarus & Folkman (1986)
mendefinisikan coping sebagai segala usaha untuk mengurangi stres, yang
merupakan proses pengaturan (internal atau eksternal) yang dinilai sebagai
beban yang melampaui kemampuan seseorang. Menurut sarafino (2006) menambahkan
bahwa coping adalah proses dimana individu melakukan usaha untuk mengatur situasi
yang dipersepsikan adanya kesenjangan atara usaha (demands) dan kemampan (resources) yang dinilai penyebab munculnya
situasi stres.
Menurut
Lazarus & Folkman, ada 2 jenis strategi coping stres, yaitu:
- Emotional Focused
Coping
Coping
ini merupakan bentuk coping yang lebih memfokuskan pada masalah emosi. Coping ini bertujuan untuk melakukan control
terhadap respon emosional terhadap situasi penyebab stress. Lazarus &
Folkman (1986) Mengemukakan bahwa individu cenderung menggunakan Emotional Focused Coping
ketika
individu memiliki persepsi bahwa stressor yang ada tidak dapat diubah. Berikut
aspek-aspeknya:
- Acceptance
Individu mampu menerima kenyataan
bahwa keadaan stres tersebut telah terjadi dan tidak ada yang dapat dilakukan untuk menghindari masalah tersebut.
- Seking for social support
(for emotional reason)
Jenis
coping ini lebih mengarah kepda dukungan moral yang diperoleh individu, simpati
ataupun pengertian dari orang lain terhadap masalah yang sedang dihadapinya.
- Self control
Individu mencoba untuk mengatur emosinya supaya tidak diketahui orang
lain dan mengaturnya dalam menghadapi masalahnya.
- Problem Focused
Coping
Coping yang memfokuskan pada masalah ini
melibatkan usaha yang dilakukan untuk merubah beberapa hal yang menyebabkan
stres (stressor). Tujuannya adalah untuk mengurangi tuntutan dari situasi dan
meningkatkan usaha individu dalam menghadapi stress. Lazarus & Folkman
(1986) Mengemukakan bahwa individu cenderung menggunakan Problem Focused Coping ketika individu memiliki persepsi bahwa stressor
yang ada dapat diubah.
Menurut Carver, Scheiver dan Weintraub
(dalam Triyani Harika, 2000) dalam penelitiannnya telah menyebutkan beberapa
strategi coping yang bisa dikelompokkan ke dalam problem focused coping, yaitu:
- Active coping,
merupakan proses mengambil langkah aktif untuk mencoba menghilangkan
stressor atau untuk meringankan dampaknya.
- Planning,
memikirkan bagaimana cara untuk mengatasi stressor.
- Restraint coping,
menunggu sampai adanya kesempatan yang tepat untuk bertindak sebelum
waktunya.
- Teori
kepribadian sehat menurut
Biografi
Allport
Gordon Willard Allport lahir pada 11 November 1897
lahir di Montezuna, Indiana, dari pasangan John E. Allport dan Nellie Wise
Allport. Awalnya ayahnya adalah seorang pengusaha, namun ketika Allport lahir
beliau beralih pekerjaan dibidang obat – obatan (medis). Ibunya seorang guru
dan merupakan protestan yang alim.
Ketika Allport berumur 6 tahun, keluarganya telah
berpindah sebanyak tiga kali-dan akhirnya menetap di Cleveland, Ohio. Allport
kecil mengembangkan ketertarikannya pada Philosophi dan pertanyaan keagamaan
yang banyak memberikan kesempatan untuk berkata-kata. Dia menggambarkan dirinya
sebagai sosial “terpisah” yang menggunakan lingkaran aktivitasnya sendiri. Dia
juga menyatakan bahwa dia adalah anak yang lebih memiliki kemampuan dalam
merangkai kata daripada olahraga ataupun bermain dengan rekan sebaya.
Pada tahun 1915 ia masuk ke Universitas Harvard, dan
menjadi sarjana pada tahun 1919. Pada tahun 1922 Allport menerima gelar Ph.D
ilmu psikologi di Harvard, setelah 2 tahun menjalani pendidikan. Dan pada
akhirnya Dr Allport merubah rumahnya menjadi bentuk kecil dari rumah sakit.
Ditemukan suster-suster dan para pasien di rumah, bersih dan keadaan yang
steril diberlakukan.
Bagi Allport, Psikologi harus lebih menaruh perhatian
kepada kesadaran atau motivasi yang terlihat. Allport mendapatkan penghargaan dalam bidang
psikologi, yaitu : “American Psychological Foundation’s Gold Medali,” “The
American Psychological Association’s Distinguished Scientific Contribution
Award”, dan “The Presidencis of the American Psychological Assosiation
and The Society for the Psychological of Sosial Issues”.
Menurut Allport, individu-individu
yang sehat dikatakan mempunyai fungsi yang baik pada tingkat rasional dan sadar.
Menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan dapat
mengontrol kekuatan-kekuatan itu juga. Kepribadian yang matang tidak dikontrol
oleh trauma-trauma dan konflik-konflik masa kanak-kanak. Dimana orang-orang
yang neurotis terikat dan terjalin erat pada pengalaman-pengalaman masa
kanak-kanak, berbeda dengan orang-orang yang sehat yang bebas dari
paksaan-paksaan masa lampau. Pandangan orang sehat adalah ke depan, kepada
peristiwa-peristiwa kontemporer dan peristiwa-peristiwa yang akan datang, dan
tidak mundur kembali kepada peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak. Segi
pandangan yang sehat ini memberi jauh lebih banyak kebebasan dalam memilih dan
bertindak. Orang yang matang dan sehat juga akan terus menerus membutuhkan
motif-motif kekuatan dan daya hidup yang cukup untuk menghabiskan
energi-energinya. Pada tahap perkembangan manapun, setiap individu harus
menemukan minat-minat dan impian-impian baru. Energi tersebut harus diarahkan
pada setiap tahap agar mencapai suatu kepribadian yang sehat. Contohnya seorang
remaja membutuhkan penyaluran-penyaluran atas energinya agar terhindar dari
kepribadian yang tidak sehat. Energi itu harus menemukan jalan keluar, dan
apabila energi tidak diungkapkan secara konstruktif maka mungkin energi akan
dilepaskan secara destruktif. Dimana beberapa anak yang kekurangan
tujuan-tujuan yang berarti dan konstruktif untuk menghabiskan energi mereka,
menyebabkan masalah kenakalan. Dorongan yang bersifat konstruktif adalah sangat
penting bagi orang-orang yang sehat secara psikologis. Orang-orang yang
demikian mengejar secara aktif tujuan-tujuan, harapan-harapan, dan
impian-impian, dan kehidupan mereka dibimbing oleh suatu perasaan akan maksud,
dedikasi, dan komitmen. Pengejaran terhadap suatu tujuan tidak pernah berakhir;
apabila suatu tujuan harus dibuang, maka suatu motif yang baru harus cepat
dibentuk. Orang yang sehat melihat ke masa depan dan hidup dalam masa depan.
KRITERIA
KEPRIBADIAN YANG MATANG
Tujuh
kriteria kematangan ini merupakan pandangan-pandangan Allport tentang
sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat.
- Perluasan
perasaan diri.
Pribadi
yang matang terus mencari untuk dapat mengidentifikasi diri dan berpatisipasi
dalam kejadian yang terjadi di luar diri mereka. Mereka tidak terpusat pada
diri sendiri serta mereka mampu untuk terlibat dalam masalah dan aktivitas di
luar diri mereka. Mereka mengembangkan minat yang tidak egosentris dalam
pekerjaan ataupun dalam permainan. Allport (1961)merangkum kriteria pertama ini
dengan mengatakann “semua orang mempunyai
rasa cinta terhadap diri sendiri, namun hanya perluasan atas diri yang menjadi
penanda kematangan pribadi”.
- Hubungan
yang hangat dengan orang lain
Allport membedakan dua macam kehangatan alam
hubungan dengan orang-orang lain ; kapasitas untuk keintiman dan kapasitas
untuk perasaan terharu. Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan
keintiman (cinta) terhadap orangtua, anak, partner,dll. Orang mengungkapkan
partisipasi otentik dengan orang yang dicintai dan memperlihatkan
kesejahteraannya. Perasaan terharu, tipe kehangatan yang kedua adalah suatu
pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua
bangsa. Kepribadian yang matang sabar terhadap tingkah laku orang-orang lain
dan tidak mengadili atau menghukumnya. Orang-orang yang sehat menerima
kelemahan-kelemahan manusia.
- Keamanan emosional
Sifat
dari kepribadian yang sehat ini meliputi beberapa kualitas; kualitas utama
adalah penerimaan diri. Kepribadian-kepribadian yang sehat mempu menerima semua
segi dari ada mereka, termasuk kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekuarangan
tanpa menyerah secara pasif pada kelemahan-kelemahan tersebut. Orang sehat
mampu hidup dengan ini dan segi-segi lain dalam kodrat manusia, dengan sedikit
konflik dalam diri mereka atau dengan masyarakat. Mereka berusaha bekerja
sebaik mungkin dan dalam proses mereka berusaha memperbaiki diri mereka. Pribadi
yang matang menerima diri mereka apa adanya, dan memiliki apa yang disebut
Allport (1961) sebagai keseimbangan emosional.
- Persepi
yang realistis
Orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara
objektif. Orang-orang yang sehat menerima realita sebagaimana adanya. Mereka berfokus pada masalah dibanding pada
pribadi, dan lebih berinteraksi dengan dunia seperti yang dilihat oleh
kebanyakkan orang.
- Keterampilan-keterampilan dan tugas-tugas
Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya
menenggelamkan diri sendiri di dalamnya. Keberhasilan dalam pekerjaan
menunjukkan perkembangan keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat tertentu
suatu tingkat kemampuan. Kita juga harus menggunakan keterampilan-keterampilan
itu secara ikhlas, antusias, melibatkan dan menempatkan diri sepenuhnya alam
pekerjaan kita.
- Insight dan humor
Pribadi yang matang mengenal dirinya sendiri,
sehingga tidak mempunyai kebutuhan untuk
mengatribuikan kesalahan dan kelemahannya kepada orang lain. Mereka juga
mempunyai selera humor yang tidak kasar;yang memberikan mereka kapasitas untuk
menertawakan diri mereka sendiri daripada bergantung pada tema-tema seksual. Allport
(1961) yakin bahwa insight dan humor sangat berhubungan, serta mungkin
merupakan aspek-aspek dari hal yang sama, yaitu pemahaman diri (self-objectication).
- Filsafat
hidup yang mempersatukan
Orang-orang yang sehat melihat ke depan, didorong
oleh tujuan-tujuan dan rencana-rencana jangka panjang. Orang-orang ini
mempunyai suatu perasaan akan tujuan, suatu tugas untuk bekerja sampai selesai,
sebagai batu sendi kehidupan mereka, dan ini memberi kontinuitas bagi
kepribadian mereka.
Biografi Carl Rogers
Carl
Rogers adalah seorang psikolog yang terkenal dengan pendekatan terapi klinis
yang berpusat pada klien (client centered). Carl Ransom Rogers lahir di
Oak Park, Illinois, pada 8 Januari 1902.
Rogers
terkenal sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran
fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan terapis, ide-ide dan konsep
teorinya banyak didapatkan dalam pengalamanpengalaman terapeutiknya. Ide pokok
dari teori – teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri
sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah–masalah
psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah
perkembangan individu untuk aktualisasi diri.Menurut Rogers motivasi orang yang
sehat adalah aktualisasi diri.
Jadi
manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak-kanak
seperti yang diajukan oleh aliran Freudian, misalnya toilet trainning,
penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya.Rogers lebih melihat pada masa
sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara
bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga
kepribadiannya. Namun ia tetap berfokus pada apa yang terjadi sekarang bukan
apa yang terjadi pada waktu itu. Rogers dikenal juga sebagai seorang
fenomenologis, karena ia sangat menekankan pada realitas yang berarti bagi
individu.
Perkembangan
Kepribadian
Konsep
diri (self concept) menurut Rogers adalah bagian sadar dari
ruang fenomenal yang disadari dan disimbolisasikan, dimana “aku“ merupakan
pusat referensi setiap pengalaman. Konsep diri merupakan bagian inti dari
pengalaman individu yang secara perlahan dibedakan dan disimbolisasikan sebagai
bayangan tentang diri yang mengatakan “apa dan siapa aku sebenarnya“ dan “apa
yang sebenarnya harus saya perbuat“. Jadi, self concept adalah
kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan
membedakan aku dari yang bukan aku. Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu
konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep
diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi yaitu:
- Incongruence
ketidakcocokan
antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai
pertentangan dan kekacauan batin.
- Congruence
Congruence berarti
situasi dimana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep
diri yang utuh, integral, dan sejati.
Konsepsi-konsepsi
pokok dalam teori Rogers adalah:
- Organism,
yaitu keseluruhan individu (the total individual).
Organisme
memiliki sifat-sifat berikut:
- Organisme
beraksi sebagai keseluruhan terhadap medan phenomenal dengan maksud
memenuhi kebutuhankebutuhannya.
- Organisme
mempunyai satu motif dasar yaitu: mengaktualisasikan, mempertahankan dan
mengembangkan
diri.
- Organisme
mungkin melambangkan pengalamannya, sehingga hal itu disadari, atau
mungkin menolak pelambangan itu, sehingga pengalaman-pengalaman itu tak
disadari, atau mungkin juga organisme itu tak memperdulikan pengalaman-pengalamannya.
- Medan
phenomenal, yaitu keseluruhan pengalaman (the totality of experience).
Medan phenomenal punya sifat disadari atau tak disadari,
tergantung apakah pengalaman yang mendasari medan phenomenal
itu dilambangkan atau tidak.
- Self,
yaitu bagian medan phenomenal yang terdiferensiasikan dan terdiri dari
pola-pola pengamatan dan penilaian sadar daripada “I” atau “me”.
Self mempunyai
bermacam-macam sifat:
a) Self berkembang
dari interaksi organisme denganlingkungan.
b) Self mungkin
menginteraksikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya dalam cara (bentuk)
yang tidak wajar.
c) Self mengejar
(menginginkan) consistency (keutuhan/kesatuan, keselarasan).
d) Organisme
bertingkah laku dalam cara yang selaras (consistent) dengan self.
e) Pengalaman-pengalaman
yang tak selaras dengan stuktur self diamati sebagai ancaman.
f) Self mungkin
berubah sebagai hasil dari pematangan (maturation) dan
belajar.
Konsepsi
Pokok
Rogers
mengemukakan lima sifat khas dari seseorang yang berfungsi penuh:
- Keterbukaan
pada pengalaman
Bahwa
seseorang tidak bersifat kaku dan defensif melainkan bersifat fleksibel, tidak
hanya menerima pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tapi juga dapat
menggunakannya dalam membuka kesempatan lahirnya persepsi dan ungkapan ungkapan
baru.
- Kehidupan
eksistensial
Orang
yang tidak mudah berprasangka ataupun memanipulasi pengalaman melainkan
menyesuaikan diri karena kepribadiannya terus-menerus terbuka kepada pengalaman
baru.
- Kepercayaan
terhadap organisme orang sendiri
Bertingkah
laku menurut apa yang dirasa benar, merupakan pedoman yang sangat diandalkan
dalam memutuskan suatu tindakan yang lebih dapat diandalkan daripada
faktor-faktor rasional atau intelektual.
- Perasaan
bebas
Semakin
seseorang sehat secara psikologis, semakin mengalami kebebasan untuk memilih
dan bertindak.
- Kreativitas
Seorang
yang kreatif bertindak dengan bebas dan menciptakan hidup, ide dan rencana yang
konstruktif, serta dapat mewujudkan kebutuhan dan potensinya secara kreatif dan
dengan cara yang memuaskan.
Sumber
:
http://wardalisa.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/26403/Materi+08+-+TeoriKepribadianAllport.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar