Aristya Fajrina D
3PA08 (11512153)
Konflik dalam perusahaan terjadi dalam berbagai bentuk yang merintangi hubungan individu dengan kelompok atau individu dengan kelompok yang lebih besar. Individu juga suka terjebak dalam konflik yang berkepanjangan antar karyawan. Yang dimaksud konflik itu sendiri adalah suatu pertentangan atau perselisihan antar anggota yang satu dengan anggota lainnya di dalam suatu perusahaan atau organisasi. Kemudian konflik bisa disebabkan karena adanya perbedaan pendapat, persepsi, tujuan, nilai antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.
Konflik menurut Robbins dan Judge (2-2008:173) konflik sebagai suatu proses yang dimulai ketika satu pihak memiliki persepsi bahwa pihak lain akan atau telah mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang menjadi kepedulian atau kepentingan pihak pertama. Penyebab konflik seperti:
1. Faktor manusia. Yang dimaksud faktor manusia disini seperti: bisa ditimbulkan karena atasan itu sendiri mungkin karena gaya kepemimpinannya, ciri-ciri kepribadiannya, personil yang mempertahankan peraturan-peraturan secara kaku.
2. Faktor Organisasi. Yang dimaksud faktor organisasi disini seperti: persaingan dalam menggunakan sumberdaya, masalah "status", hambatan dalam komunikasi, adanya perbedaan persepsi dan nilai.
Menurut James A. F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada 5 jenis konflik, yaitu:
1. Konflik Intrapersonal. Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. konflik ini terjadi pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
2. Konflik Interpersonal. Konflik Interpersonal adalah pertentangan antara seseorang dengan orang lain karena disebabkan oleh adanya kepentingan atau adanya keingininan.
3. Konflik antar individu-individu dengan kelompok-kelompok. Yang berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekanan kepada mereka oleh sekelompok kerja mereka.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama. Konflik antar lini dan staff, pekerja dan pekerja-manajemen merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok
5. Konflik antar organisasi. konflik ini terjadi berdasarkan pengalaman-pengalaman dan ternyata telah mengembangkan produk-produk baru, teknologi baru dan pemanfaatan yang lebih efisien.
Akibat dari konflik terdiri dari akibat positif dan akibat negatif
Akibat negatif dari konflik itu sendiri seperti :
1. Menghambat Komunikasi
2. Mengganggu kerja sama atau team work
3. Menggangu proses produksi, bahkan dapat menurunkan produksi
Akibat positif dari konflik itu sendiri seperti:
1. Membuat organisasi tetap hidup dan harmonis
2. Memunculkan keputusan-keputusan yang bersifat inovatif
Stres
Stres diartikan sebagai suatu kondisi ketegangan fisik ataupun psikis yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seorang karyawan. Penyebab stres kerja antara lain: beban kerja yang terlalu berat atau berlebihan, iklim kerja yang tidak sehat, otoritas yang tidak memadai yang berhubungan dengan tanggung jawab. Menurut pendapat keith Davis dan John W. Newstrom, (1989:490) ada 4 pendekatan terhadap stres kerja, yaitu:
1. Pendekatan sosial (social support). Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan kepuasan sosial terhadap karyawannya. seperti memberikan lelucon.
2. Pendekatan melalui meditasi (meditation). Pendekatan ini perlu untuk karyawan dengan cara berkonsentrasi ke alam pikiran dan menenangkan emosi.
3. Pendekatan biofeedback. Pendekatan ini dilakukan melalui bidang medis. Dengan menggunaka bidang medis, psikiater, dan psikolog sehingga diharapkan karyawan agar dapat menghilangkan stres.
4. Pendekatan program kesehatan pribadi. Pendekatan ini merupakan pendekatan preventif sebelum stres. Dalam hal ini karyawan saat periode lanjut atau kontinu memeriksa kesehatan, merelaksasikan otot-otot.
Setelah mengetahui penyebab stres, pendekatan stres melalui 3 pola cara mengatasi stres, antara lain:
1. Pola sehat yaitu pola yang menghadapi stres yang terbaik dengan kemampuan mengelola perilaku dan tindakan sehingga adanya stres tidak menimbulkan gangguan, akan tetapi lebih sehat dan menjadi berkembang. Mereka yang tergolong kelompok ini mempunyai kemampuan untuk mengelola waktu dan kesibukan dengan cara yang baik.
2. Pola harmonis yaitu Pola menghadapi stres dengan cara mengelola waktu dan kegiatan secara harmonis dan tidak menimbulkan hambatan. Dalam pola ini, invidi mampu mengelola waktu dan kesibukan secara teratur.
3. Pola patalogis yaitu pola menghadapi stres dengan berdampak berbagai gangguan fisik maupun sosial psikologis. Dalam pola ini, individu menghadapi berbagai hambatan atau tantangan dengan cara-cara yang tidak memiliki kemampuan dan keteraturan mengelola tugas dan waktu.
Daftar Pustaka
http://ossy-strees-iseng.blogspot.com/2010/05/sadness-hollow-loveless.html
http://www.slideshare.net/firmanbach/konflik-dan-stress-di-tempat-kerja
http://www.slideshare.net/xxxzizaoxxx/konflik-dan-stress-kerja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar