Assalamualaikum


Minggu, 20 Oktober 2013

Internet Addiction

Aristya Fajrina Dimayanti
2PA08
11512153

     Internet merupakan perantara komunikasi yang sangat mudah digunakan dan menyimpan banyak informasi didalamnya. Semua kalangan usia telah menjadi pemakainya tanpa terkecuali. Dari internet kita bisa mengetahui pengetahuan, berita, video, dan hal-hal menarik lainnya. Dari internet pula kita bisa mengetahui kabar saudara juga sahabat yang berada jauh dari kita, sekalipun ia berbeda negara dengan kita.

        Sekarang ini, internet hampir menjadi kebutuhan “pokok” bagi sebagian orang. Sebagai contoh, 45% lansia di negara Singapura menghabiskan waktunya untuk bermain sosial media dengan teman-temannya. Di Indonesia sendiri, anak-anak balita pun sudah bisa menggunakan internet, bermain game online, dan ikut-ikutan menggunakan sosial media, layaknya orang dewasa.

      Namun, penggunaan internet yang berlebihan ternyata mempunyai dampak yang buruk terhadap pemakainya. Internet addiction merupakan suatu gangguan psikofisiologis yang meliputi tolerance (penggunaan dalam jumlah yang sama akan menimbulkan respon minimal, jumlah harus ditambah agar dapat membangkitkan kesenangan dalam jumlah yang sama), whithdrawal symptoms (khususnya menimbulkan termor, kecemasan, dan perubahan mood), gangguan afeksi (depresi, sulit menyesuaikan diri), dan terganggungnya kehidupan sosial (menurun atau hilang sama sekali, baik dari segi kualitas maupun kuantitas).

     Internet addiction diartikan sebagai sebuah sindrom yang ditandai dengan menghabiskan sejumlah waktu yang sangat banyak dalam menggunakan internet dan tidak mampu mengontrol penggunaannya saat online. Orang-orang yang menunjukkan sindrom ini akan merasa cemas, depresi, atau hampa saat tidak online.

     Para ahli ada yang menyebutkan bahwa Internet Addiction ini merupajan gangguan jiwaa. Walaupun memang gangguan kejiwaan ini masih menjadi bahan perdebatan dalam perspektif  “Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disoders, Fifth Edition, (DSM-V) sebagai rujukan global mengenai defenisi gangguan kejiwaan; tetapi, fenomena ini merupakan peluang bagi Anda sebagai orang tua, untuk lebih memahamkan urgensi proporsionalitas dalam berinternet.

Menurut Young (1996), seseorang bisa disebut kecanduan pada internet apabila individu tersebut menunjukkan perilaku-perilaku tertentu. Perilaku-perilaku tersebut dibuat berdasarkan pada kriteria-kriteria kecanduan berjudi (pathological gambling) yang dapat membedakan antara orang yang kecanduan pada internet dan yang tidak sampai kecanduan. Seorang pengguna internet sudah dapat digolongkan sebagai pecandu internet bila ia memenuhi sedikitnya lima dari delapan kriteria yang disebutkan oleh Young.
Young membagi kecanduan internet kedalam 5 kategori, yaitu :
  1. Cybersexual addiction, yaitu seseorang yang melakukan penelusuran dalam situs-situs porno atau cybersex secara kompulsif.
  2. Cyber-relationship addiction, yaitu seseorang yang hanyut dalam pertemanan melalui dunia cyber.
  3. Net compulsion, yaitu seseorang yang terobsesi pada situs-situs perdagangan (cyber shopping atau day trading) atau perjudian (cybercasino).I
  4. nformation overload, yaitu seseorang yang menelusuri situs-situs informasi secara kompulsif.
  5. Computer addiction, yaitu seseorang yang terobsesi pada permainan-permainan online (online games).

   Internet addiction bisa menyerang siapa saja, termasuk remaja, yang paling rentan. Penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang terkena Internet Addiction Disorder bisa menghabiskan waktu 11 – 21 jam untuk berselancar di dunia maya.

Beberapa gejala kecanduan Internet Addiction :

1.     Mendapat nilai buruk dalam akademik
2.     Sering kelelahan karena online hinggs begadang
3.     Kurang bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
4.     Kebanyakan dari pecandu internet adalah mereka yang mengalami depresi berat atau mempunyai masalah dengan keluarganya

Dibawah ini adalah beberapa cara mengatasi dan mencegah agar tidak bergantung ataupun kecanduan pada komputer dan internet:
1. Meskipun internet dan komputer memberikan pengaruh terhadap depresi, penyalahgunaan obatan-obatan, alkohol dan kecemasan. Lebih baik komputer dan internet tidak digunakan sebagai pelarian dari kondisi tersebut, ikutlah terapi penyembuhan terlebih dahulu agar tidak menjadi suatu kebiasaan atau teradiktif karenanya
2. Bila menghadapi permasalahan dalam hubungan, amarah, dan stres gunakan coping skill dalam kehidupan nyata, berusahalah melakukan sesuatu hal dengan menyelesaikan permasalahan tersebut terlebih dahulu, gunakan internet hanya sebagai mencari tahu tips-tips yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan pilihlah website yang bisa dipercaya dalam memberikan solusi menghadapi permasalahan tersebut
3. Mengikuti kegiatan-kegiatan sosial dan kemasyarakatan dalam kehidupan sehari-hari akan lebih nyata dibandingkan didapat di internet, dukungan dan support secara langsung atau dukungan moril akan mudah didapat dalam kehidupan nyata, disamping itu, berhubungan atau melakukan kontak sosial secara langsung akan mengatur perilaku individu sesuai dengan norma dan batasan yang berlaku di dalam masyarakat dan hal ini berbeda jauh dengan aturan-aturan di cyberspace.

Semua yang ada di dunia ini pasti mempunyai sisi positif dan sisi negatif. Begitu juga dengan kehadiran internet. Banyak sisi positif yang kita dapatkan dari penggunaan internet. Namun, banyak pula sisi negatif yang kita terima. Contohnya, banyaknya situs pornografi yang beredar diiinternet yang kadang tidak bisa kita hindari karena situs tersebut bisa juga merupakan virus yang disebarkan di internet.

Oleh karena itu, ada baiknya kita tidak terlalu sering menghabiskan waktu berselancar di internet jika tidak ada keperluan yang memang dibutuhkan. Selain bisa membuat kita menjadi addict, listrik yang kita pakai pasti akan terbuang percuma. Segala sesuatu yang berlebihan pun tidak baik.

Contoh Kasus mengenai fenomena internet addiction: Di Beijing-China,Wang seorang ABG yang kecanduan internet menikam ibunya hingga tewas karena sang ibu menolak memberikan uang untuk pergi ke warnet. Bahkan ketika ayahnya datang, Wang langsung menikan ayahnya walaupun tidak sampai tewas. Belakangan ini Wang memang sedang kecanduan internet. Berjam-jam dia habiskan setiap harinya hanya demi berinternet.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar