Bicara tentang ketertarikan interpersonal
dalam internet, Komputer merupakan media komunikasi yang memberikan tempat baru
bagi pengaruh keakraban. Kenyataannya, seseorang dengan jarak ribuan mil
menjadi tidak berarti dengan adanya internet walau tidak bisa bertemu.
Keakraban dan jarak fungsional ditentukan oleh layar komputer. Apakah terdapat
perbedaan antara hubungan yang dijalin via komputer dibanding dengan yang
dibentuk dalam kehidupan sehari-hari? Jawabannya tentu saja iya, karena ketika
berjumpa melalui internet, ketertarikan berkembang melalui kualitas percakapan,
sedangkan mereka yang berjumpa secara langsung dengan tatap muka ketertarikannya
lebih tergantung pada daya tarik fisik (Mc Kenna, Green, & Gleason, 2002).
Jika kita bertemu dengan orang baru secara tatap muka kita segera melihat
penampilan fisiknya. Sebaliknya, ketika orang bertemu online, mereka
dapat menyembunyikan tampangnya dan ciri lain yang mungkin menurunkan daya
tariknya, seperti rasa gugup saat berada dalam situasi sosial. Anonimitas
internet dapat memudahkan orang untuk mengungkapkan informasi personalnya.
Sebagai akibatnya, individu mungkin merasa bahwa mereka lebih mampu
mengekspresikan aspek-aspek penting dari diri riil mereka saat berinteraksi
melalui internet. Katelyn McKenna dan rekannya (2002) memperkirakan bahwa orang
mungkin menjalin persahabatan awal dengan cepat secara online ketimbang
melalui tatap muka.
Melalui internet orang dapat melakukan
komunikasi dengan orang lain atau bahkan dengan beberapa komunitas
sekaligus, chatting online dengan fasilitas beberapa room yang
tersedia memungkinkan seseorang dapat berkomunikasi secara bersama, atau
beberapa komunitas website (social networking) seperti Friendster, MySpace,
Facebook, atau Twitter memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk
mengekspresikan dirinya ke depan publik. Beberapa individu lebih merasa dirinya
nyaman bila bertemu dengan teman di dunia maya dibandingkan teman dalam dunia
nyata. Individu yang ketagihan untuk terus chatting dalam menjalin hubungan
dengan orang lain secara online. Kecanduan ini secara bertahap akan membuat
individu tersebut lebih mementingkan orang yang ia kenal melalui online
dibandingkan dalam kehidupan nyata. dari beberapa penelitian menyebutkan bahwa
sebagian besar individu yang terlibat dalam komunikasi cyberspace (seperti;
mailing list, diskusi group, forum, chat rooms, bulletin boards, dsb)
memperoleh pengalaman-pengalaman yang menguntungkan dalam hubungan sosial, akan
tetapi tidak berlanjut pada kontak sosial yang nyata. Minimnya komunikasi
verbal, dimana individu mencoba memahami teks-teks kalimat yang muncul membuat
kondisi tersebut menjadi sebuah tantangan yang menarik bagi pengguna internet
(Huang, 1996). Sebuah hubungan interpersonal didasarkan pada tingkat pemahaman
teks-teks (kalimat) menjadi daya tarik sendiri bagi beberapa orang, tidak perlu
takut dalam mengungkapkan argumentasi, malu dan merasa bebas dalam mengekspresi
dirinya dimana pada kenyataan sehari-hari dalam dunia nyata adalah hal
yang sulit mengungkapkan perilaku tersebut pada orang asing yang baru kita
kenal.
Jadi, hubungan interpersonal adalah hubungan
(yang relatif) jangka panjang antara dua orang atau lebih yang didasarkan pada
emosi, ketertarikan, kesamaan minat, interaksi-interaksi sehari-hari, dan
sebagainya. Hubungan interpersonal meliputi keluarga, teman, pacar, pasangan
seumur hidup, kenalan, teman kerja, dan lingkungan sekitar seperti tetangga.
Hubungan interpersonal dapat diatur mulai dari kesepakatan bersama, adat,
sampai hukum.
Twitter dan hubungan interpersonal
Jejaring sosial dapat mempengaruhi hubungan
interpersonal manusia dengan berbagai cara. Mulai dari perkenalan sampai dengan
pemutusan hubungan. Dalam jejaring sosial seperti Twitter, kita bisa saja
berkenalan dengan orang lain, dekat dengan orang itu, dan bisa juga memutuskan
hubungan dengan orang lain.
Jaringan pertemanan pun juga terbentuk di
Twitter dengan bentuk follow dan unfollow. Follow (mengikuti) berarti kita
mengikuti akun Twitter seseorang dan mengikuti linimasanya yang berisi
update-update tentang apa yang Ia sedang lakukan. Orang yang seringkali kita
follow adalah tentunya teman-teman kita. Sedangkan unfollow (berhenti
mengikuti) adalah mengakhiri pertemanan di Twitter dengan sengaja dengan cara
berhenti meng- follow orang yang dulunya kita follow. Proses unfollow ini
disertai oleh berbagai alasan,yang nantinya akan penulis bahas lebih lanjut.
Dahulu, jika kita menjalin pertemanan dengan
orang, kita harus berada di tempat itu juga dan bertatap muka. Yang terjadi
sekarang adalah meningkatnya hubungan dengan konteks virtual, dimana kita dapat
berinteraksi dengan orang di dunia maya, tanpa batas tempat dan waktu, dan
tidak bertatap muka, dan hal ini dapat kita temukan di Twitter. Ada semacam
ikatan yang kuat antara pertemanan dunia nyata dan dunia maya, yaitu ketika
kita berteman dengan seseorang di dunia nyata, kita pun harus berteman dengan
mereka di dunia maya (Twitter). Ketika kita bermain Twitter, ada semacam
peraturan tidak tertulis bahwa kita harus mengikuti teman-teman terdekat kita
atau setidaknya orang yang kita kenal. Pemikiran ini, menariknya, sudah
terbentuk di dalam kepala masing- masing pengguna Twitter. Twitter bukan lagi
menjadi alat yang hanya menyediakan informasi, tetapi sudah menjadi semacam
alat pengatur hubungan kita dengan orang lain.
Dalam beberapa hal, beberapa individu juga
cenderung untuk menutup dirinya dan bersikap bohong, dimana kata-kata teks yang
diungkapkan tidak sesuai dengan perilakunya dalam keseharian, kejadian ini akan
terus berlanjut selama komunikasi di internet terus dilakukannya. Teks juga
hanya memberikan pemahaman yang tidak memadai dalam memahami sebuah kondisi
emosional, kesalahan dalam interpretasi sering terjadi dibandingkan dengan
kondisi nyata (real life). Kondisi-kondisi ini akan menjadi tantangan bagi
pengguna internet untuk terus melibatkan dirinya secara online lebih mendalam.
Namun tidak menutup kemungkinan bahwa dalam
berkomunikasi lewat internet ini mendapatkan hambatan-hambatan, berikut akan
saya jelaskan hambatan-hambatan psikologi dalam Interpersonal Online-relation :
1.
Norma dan Etika yang Kurang Berlaku, sudah tidak jarang bahkan untuk saat ini sudah
banyak kita lihat seorang pengguna internet yang terlalu frontal dalam
memberikan komentar-komentarnya dijejaring social, saya ambil contoh
seperti disitus yahoo.com. berbagai macam orang berkomentar dengan
mengeluarkan kata-kata yang seharusnya tidak dikatakan disitu. Jadi sang
pengguna ini telah melanggar norma dan etika yang berlaku.
2. Adanya Identitas Palsu, seperti yang kita lihat sekarang banyak sekali
orang yang memalsukan identitasnya. Dalam kata lain dia tidak menjadi dirinya
sendiri. Seperti dalam facebook ataupun twitter dan jejaring social lainnya
seseorang menggunakan nama lain, tanggal lahir yang tidak sesuai bahkan ada
yang menuliskan status-status yang aneh atau kita bisa sebut “ALAY”. dan
pemalsuan identitas ini biasanya dilakukan hanya karna ingin
mendapatkan perhatian yang lebih dari orang-orang sekitarnya.
3. Kurang Terjaminnya Komitmen, setiap hubungan dibutuhkan adanya komitmen dimana kedua
belah pihak memiliki suatu persetujuan yang bersifat mengikat. Dalam dunia maya
seseorang bisa saja berjanji dan kemudian pooof menghilang begitu saja dan
melupakan semua kesepakatan seperti pada kegiatan jual beli online sering
terjadi penipuan dimana korban telah menyetor uang tetapi barang tidak dikirim
atau sebaliknya, dan kemudian penjual atau pembeli yang belum memenuhi janjinya
itu menghilang atau tidak online lagi.
Dan kalau menurut saya
dengan adanya hambatan-hambatan psikologi dalam interpersonal online-relation
ini sebaiknya para pengguna Internet lebih disiplin dan lebih hati-hati lagi
dalam bertingkah laku dan sebaiknya mengikuti norma dan etika yang berlaku.
Karna jika tidak, hambatan-hambatan diatas akan memberikan dampak yang negative.
Jadi aspek psikologi komunikasi pun menyatakan bahwa semakin baik
hubungan interpersonal maka akan semakin efektif pula komunikasi yang
berlangsung diantara komunikasi tersebut.
Perilaku negatif dalam
interpersonal online relation yang bisa ditimbulkan, seperti kebebasan
mengakses situs-situs yang buruk (situs porno), perilaku negatif dalam berkomunikasi yang menimbulkan sikap SARA di
media social network seperti facebook dan
twitter.
1. Kebebasan mengakses
situs-situs buruk (situs porno)
Dengan kemudahan akses dalam berinternet, banyak situs-situs yang
secara sengaja atau tidak sengaja terdapat banner atau iklan yang menampilkan
gambar porno. Hal ini mengakibatkan seorang netter bisa melihat gambar-gambar
yang seharusnya tidak boleh dilihat, apalagi situs yang terdapat banner iklan
gambar porno diakses oleh jutaan orang diseluruh dunia terutama anak-anak di
bawah umur atau anak remaja. Ini juga yang menyebabkan banyak anak di bawah
umur atau anak remaja yang melakukan hal negatif dengan lawan jenisnya akibat
melihat situs-situs porno dan banyak terjadi hamil di luar nikah.
Perilaku ini yang seharusnya tidak dilakukan dan solusinya adalah sebagai
orang tua membimbing dan memberitahu anak-anaknya agar tidak berperilaku
negatif dalam mengakses internet terutama untuk tidak mengakses situs-situs
yang buruk (situs porno).
2.
Perilaku
negatif yang menimbulkan sikap SARA
Kurang adanya norma dan etika ketika kita berkomunikasi bisa saja
menimbulkan ucapan atau sikap yang nantinya akan merujuk kepada arah yang
menjelekkan suku, agama, atau ras. contoh ketika kita berkunjung kesuatu situs
yang berisikan informasi-informasi, kita bisa melihat komentar yang ada, kadang
kita bisa melihat komentar yang pro dan kontra. Biasanya komentar yang kontra
dengan informasi tersebut menjelek-jelekkan atau berbicara yang tidak
sewajarnya. Selain itu ketika kita berkomunikasi via social network seperti
facebook, twitter, dan lain-lain kadang kita melihat status teman kita yang
berisikan tulisan yang tidak seharusnya dishare ke publik yang bisa
mengakibatkan opini buruk bagi yang membacanya.
3.
Cyber Cheating bisa
dibilang perselingkuhan. ketika seseorang yang secara nyata memiliki pasangan
di dunia nyata, mereka bisa memiliki pasangan juga didunia maya. Misalnya ,
pria beristri memiliki sebuah akun di jejaring sosial, sedangkan istrinya
tidak. Tanpa sepengetahuan istrinya, si suami memasang status 'single' di akun
jejaring sosialnya itu. Sehingga secara tidak langsung, pria beristri ini
berkesempatan untuk memiliki gadis single lainnya.
4.
Cyber Flirting adalah
merayu atau menggoda yang dilakukan dalam dunia maya. Dikategorikan negatif
karena terkadang si penggoda tidak menggunakan bahasa yang baik atau bahkan si
penggoda ini adalah penyamar pada suatu akun. Maksudnya, karna banyak terjadi
penipuan identitas pada dunia maya, bisa jadi si penggoda ini menggunakan akun
teman atau bahkan musuhnya untuk menggoda orang lain (bisa dalam jejaring
sosial atau game online). Hal itu bisa membuat masalah pada pemilik akun
aslinya. Atau jika si penggoda menggunakan akun dirinya sendiri pada jejaring
sosial lalu menggoda orang lain yang ternyata telah memiliki pasangan, mungkin
dia akan mendapatkan masalah dari pasangan orang yang telah dia goda, tidak
menutup kemungkinan si penggoda ini akan di bully atau tindakan yang tidak
wajar lainnya.
nilam.staff.gunadarma.ac.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar