Assalamualaikum


Rabu, 12 November 2014

PENGORGANISASIAN

Nama  : Aristya Fajrina Dimayanti
Kelas  : 3PA08
Npm   : 11512153



A.   PENGERTIAN PENGORGANISASIAN

Pengorganisasian adalah langkah untukmenetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok, wewenang dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan defnisi tersebut maka fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan (sinkronisasi) dan mengatur semua kegiatan yang ada kaitannya dengan personil, finansial, materil dan tata cara untuk mencapai tujuan organisasi yang telah disepakati bersama. Istilah pengorganisasian mempunyai  berbagai macam pengertian. Istilah tersebut dapat digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini :
1.     Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif   sumber daya-sumber daya keuangan phisik, bahan baku,dan tenaga kerja organisasi.
2.     Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya, dimana setiap pengelompokan diikuti dengan penugasan seorang manajer yang diberi wewenang untuk  mengawasi anggota-anggota kelompok.
3.     Hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas dan para karyawan.
4.     Cara dalam mana para manajer membagi lebih lanjut tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelegasikan wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut. Pengorganisaian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan di antara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.


B.   PROSEDUR DALAM PROSES PENGORGANISASIAN
1.      Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
2.      Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan,atau terlalu ringan sehingga ada waktu mengganggur, tidak efisien dan terjadi biaya yang tidak perlu.
3.     Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan pra anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengkoordinasian ini akan membuat para anggota organisasi menjadi perhatiannya pada tujuan organisasi dan mengurangi ketidak efisienan dan konflik-konflik yang merusak.
Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses akan membuat suatu organisasi dapat mencapai tujuananya. Proses ini akan tercermin pada struktur organisasi, yang mencakup aspek-aspek penting organisasi dapat mencakup aspek-aspek penting organisasi dan proses pengorganisasian yaitu :
1.      Pembagian kerja
2.      Departementalisasi(atau sering disebut dengan istilah departementasi)
3.      Bagan organisai formal
4.      Rantai perintah dan kesatuan perintah
5.      Tingkat-tingkat hirarki manajemen
6.      Saluran komunikasi
7.      Pengguna komite
8.      Rentang manajemen dan kelompok-kelompok informal yang dapat dihindarkan.


C.   STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi yag dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan- hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja
Faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah sebagai berikut :
1.      Strategi organisasi  untuk mencapai tujuannya. Dimana strategi akan menjelaskan bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun di antara para manajer dan bawahan. Aliran kerja sangat di pengaruhi strategi,sehingga berubah maka struktur organisasi juga berubah.
2.      Teknologi yang digunakan. Contoh perusahaan mobil memerlukan tingkat standarisasi dan spesialisasi yang lebih tinggi di bidang industri pakaian.
3.      Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi.
4.      Ukuran organisasi, yang apabila semakin besar ukuran organisasi,struktur organisasi akan semakin kompleks dan harus di pilih bentuk struktur yang tepat.

D.    UNSUR-UNSUR STRUKTUR ORGANISASI
1.      Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja (departementalisasi).
2.      Standardinasi kegiatan ,merupakan prosedur-prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan.
3.      Koordinasi kegiatan, menunjukkan prosedur-prosedur yang mengintregasikan fungsi-fungsi satuan-satuan kerja dalam organisasi.
4.      Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan yang menunjukkan lokasi kekuasaan pembuatan keputusan.
5.      Ukuran satuan kerja menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja.
Tiang dasar pengorganisasian adalah prinsip pembagian kerja (division of labor). Yang memungkinkan sinergi terjadi. Untuk mengembangkan fungsi pengorganisasian, seorang manajer dapat mengetahui pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok, hubungan organisatoris antar manusia yang menjadi anggota dan staf sebuah organisasi, pendelegasian wewenang, serta pemanfaatan dan fasilitas fisik yang dimiliki organisasi. Kualifikasi personalia yang rendah digunakan dan latihan jabatan lebih mudah. Gerakan-gerakan dan perpindahan yang percuma dari komponen pekerjaan yang besar diminimumkan. Lebih dari itu, pembagian kerja mengarahkan penanaman pada peralatan dan mesin-mesin yang efisien untuk meningkatkan produktifitas. Namun apabila pembagian kerja dilakukan secara ekstrim maka akan menimbulkan kebosanan, keletihan, monoton dan kehilangan motivasi yang dapat menghasilkan ketidak efisienan dan bukan efisiensi.

E.   BAGAN STRUKTUR ORGANISASI FORMAL

Bagan organisasi memperlihatkan susunan fungsi-fungsi, departemen-departemen, atau posisi-posisi organisasi dan menunjukkan bagaimana hubungan di antaranya. Satuan-satuan organisasi yang terpisah biasanya digambarkan dalam kotak-kotak,dimana di hubungkan satu dengan yang lain dengan garis yang menunjukkan rantai perintah dan jalur komunikasi formal. Bagan organisasi menggambarkan lima aspek utama suatu struktur organisasi,yang secara ringkas dapat di uraikan sebagi berikut :
1.      Pembagian kerja (setiap kotak menunjukkan individu atau kelompok yang bertanggung jawab)
2.      Manajer dan bawahan atau rantai perintah (menunjukkan hubungan wewenang dan tanggungjawab yang menghubungkan atasan dan bawahan)
3.      Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4.      Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan (departementalisasi)
5.      Tingkatan manajemen (menunjukkan keseluruhan hirarki manajemen)
Seberapa luas tingkat spesialisasi kerja dalam organisasi dapat di perkirkan dengan membaca label-label yang menunjukkan pekerjaan-pekerjaan yang berbeda dan bagaimana tugas-tugas dikelompokkan. Garis menunjukkan rantai perintah  yang merupakan aspek kunci koordinasi dalam setiap organisasi, tetapi tanpa informasi tambaha akan menimbulkan gambar yang tidak jelas. Kelemahan atau kekurangan utama bagan adalah masih banyak hal-hal yang tidak jelas atau tidak di tunjukkan. Bagan, sebagai contoh tidak menunjukkan seberapa besar tingkat wewenang dan tanggung jawab setiap tingkatan manajerial. Bagan juga tidak menunjukan hubungan-hubungan informal dan saluran komunikasi, dimana organisai tidak dapat berfungsi secara efisien.
Dengan pembagian wewenang dapat dibedakan berbagai tipe organisasi yaitu:
1.      Wewenang lini (Linie authority) yaitu wewenang yang mengalir secara vertikal. Pelimpahan wewenang dari atas ke bawah dan pengawasan langsung oleh pemimpin kepada staf yang menerimanya.
2.      Wewenang staf (Staf authority) yaitu wewenang yang mengalir ke samping yaitu wewenang yang diberikan kepada staf khusus untuk membantu melancarkan tugas staf yang diberikan wewenang lini. Wewenang staf diberikan karena ada spesialisasi adanya tugastugas menejerial yang terkait dengan fungsi staf seperti pengawasan, pelayanan kepada staf, atau penasihat.
3.      Wewenang staf dan lini. Perpaduan antara wewenang lini dan staf merupakan bentuk struktur organisasi yang paling umum saat ini. Bentuk organisasi kelihatan kompleks tetapi sesungguhnya adalah pengembangan dari bentuk lini dan staf.

Bentuk-bentuk Bagan Organisasi

Menurut henry G Hodges, terdapat empat bentuk bagan organisasi, yaitu :
1.      Bentuk pyramid. Bentuk ini yang paling banyak digunakan karena sederhana, jelas dan mudah di mengerti.
2.      Bentuk vertical. Bentuk vertical agak menyerupai bentuk pyramid, yaitu dalam pelimpahan kekuasaan dari atas ke bawah. hanya bagan vertical berwujud tegak sepenuhnya.
3.      Bentuk horizontal, dimana wewenang dan tanggungjawab di gambarkan dari kiri ke kanan.
4.      Bentuk lingkaran,bagan in menekankan pada hubungan antara satu jabatan dengan jabatan lain.

Daftar Pustaka
http://ayurai.dosen.narotama.ac.id/files/2012/10/2012_P3ng9am3n.3.pdf


Selasa, 28 Oktober 2014

Tugas Review Jurnal Psikologi Manajemen

Nama   : Aristya Fajrina Dimayanti
Kelas   : 3PA08
Npm    : 11512153

1.      Judul Jurnal
Kepuasan Kerja, Semangat Kerja dan Komitmen Organisasional pada Staf Pengajar Universitas Gunadarma
2.      Perumusan masalah
Apakah terdapat pengaruh kepuasan kerja dan semangat kerja terhadap komitmen organisasional pada staf pengajar Universitas Gunadarma
3.      Latar Belakang & Tujuan
Kehadiran staf pengajar memberi pengaruh besar dalam proses belajar mengajar pada mahasiswa jika staf pengajar memiliki semangat kerja yang tinggi maka mahasiswa akan memiliki semangat belajar dan mahasiswa akan menyelesaikan tugas dengan tepat waktu dan memberi pengaruh besar dalam tercapainya suatu tujuan Universitas itu sendiri. Agar tujuan Universitas dapat tercapai kehadiran staf pengajar harus memiliki komitmen terhadap organisasinya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kepuasan kerja dan semangat kerja terhadap komitmen organisasional pada staf pengajar Universitas Gunadarma
4.      Variabel & Hipotesis
a.    Variabel dalam penelitian ini adalah:
·         Variabel bebas: kepuasan kerja dan semangat kerja
·         Variabel terikat: komitmen organisasional
b.      Hipotesis dalam penelitian ini diterima, yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja dan semangat kerja terhadap komitmen organisasional
5.      Rancangan alat ukur
Ada tiga alat ukur dalam penelitian ini yaitu skala kepuasan kerja, skala semangat kerja dan skala komitmen organisasional.
6.      Responden
Subjek dalam penelitian ini adalah 65 orang staf pengajar Universitas Gunadarma, berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan.
7.      Rancangan analisis data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression)
8.      Tahun penelitian
Tahun 2007
9.      Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah  metode kuesioner dan angket
10.  Hasil penelitian
Berdasarkan hasil analisis data dengan F-test kedua variabel yaitu variabel kepuasan kerja dan  semangat kerja memiliki pengaruh secara bersama-sama sebesar 52.8% terhadap komitmen organisasional. Hasil analisis pada kepuasan kerja sebesar 13,5% terhadap komitmen organisasional hal itu terjadi karena belum terpenuhinya kebutuhan yang muncul dari faktor-faktor kepuasan kerja yang dirasakan oleh staf pengajar Universitas Gunadarma. Sedangkan hasil analisis pada semangat kerja sebesar 51.3% terhadap komitmen organisasional yang artinya semangat yang dimiliki staf pengajar dalam bekerja dapat mempengaruhi komitmen organisasional. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata empiric dan rerata hipotetik komitmen organisasional diketahui bahwa komitmen organisasional yang dimiliki staf pengajar tergolong rendah karena staf pengajar yang memiliki komitmen terhadap organisasinya cenderung lebih memilih menjadi bagian dari Universitas Gunadarma dibanding menjadi staf pengajar yang tidak memiliki komitmen terhadap organisasinya.
11.  Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komitmen organisasional dipengaruhi oleh dua yaitu variabel kerja dan variabel semangat kerja. Karena kedua variabel sama-sama memiliki pengaruh yang besar terhadap komitmen organisasional. Dari hasil penelitian bahwa ketiga komponen memiliki pengaruh yang sedang pada staf pengajar.

Daftar Pustaka

http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/view/291



Senin, 06 Oktober 2014

Psikologi Manajemen Perencanaan Bisnis

Nama  : Aristya Fajrina Dimayanti
Kelas    : 3PA08
Npm    : 11512153

Perencanaan atau planning ialah rangkaian kegiatan bisnis yang menetapkan hal-hal yang akan di kerjakan pada waktu yang akan datang untuk mencapai suatu tujuan dari kegiatan bisnis tersebut. Yang dimaksud tujuan adalah untuk mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan. Kali ini saya akan membuat suatu perencanaan yang mampu menjawab pertanyaan dari 5W+1H. Kita lihat sebagai berikut:
1.      WHAT
Apa bisnis yang saya jalankan? bisnis yang akan saya jalankan disini adalah bisnis pizza herbal. Pizza ini berbeda dari pizza yang biasanya, karena pizza ini tidak menggunakan MSG (monosodium glutamate) dan semua bahan-bahannya menggunakan herbal dan tidak menggunakan bahan-bahan kimia.
2.      WHY
Mengapa saya menjalankan bisnis ini? Karena, menurut saya bisnis ini unik dan langka, apalagi bisnis pizza herbal ini belum ada di wilayah depok walaupun saingannya ketat karena di depok sudah ada bisnis pizza tetapi saya yakin pizza herbal ini banyak yang menyukai karena pizza ini tidak menggunakan bahan-bahan kimia. Apalagi mahasiswa atau masyakarat jaman sekarang hobby nya mencoba makanan yang baru dan langka dan saya juga ingin membuka bisnis dengan sesuatu yang berbeda dari lainnya.
3.      WHERE
Dimana tempat yang sesuai dengan bisnis yang akan saya jalankan? Tentunya di tempat-tempat yang strategis seperti; dekat dengan universitas, sekolah-sekolah dan di pinggir jalan raya atau di sekitaran wilayah Depok.
4.      WHEN
Saya akan menjalankan bisnis saya ini setelah saya lulus kuliah sekitar beberapa tahun lagi
5.      WHO
Siapa yang akan menjalankan bisnis ini? Disini saya sebagai owner, tetapi saya juga membutuhkan tenaga kerja yang bisa membantu saya dalam usaha ini.
6.      HOW

Bagaimana cara menjalankan bisnis ini? Setelah saya lulus kuliah saya akan mencari pekerjaan dengan saya mempunyai pekerjaan saya akan mendapatkan gaji. Setiap gaji yang saya terima itu akan saya kumpulkan untuk modal bisnis pizza herbal ini. Setelah uangnya cukup untuk membuka bisnis saya ini, pertama saya akan membuka dengan yang sederhana setelah bisnis kami sudah berjalan dan sekiranya banyak pelanggan dan mengalami kemajuan saya akan membuat tempat yang lebih luas, membuat inovasi dan merekrut karyawan lagi yang bisa meringankan beban saya. 

Senin, 29 September 2014

TUGAS PSIKOLOGI MANAJEMEN

NAMA  : Aristya Fajrina Dimayanti
KELAS  : 3PA08
NPM    : 11512153

PROFILE PERUSAHAAN AIR ASIA

Air Asia adalah Perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi udara (pesawat terbang) dengan sistem harga murah (low cost) dan sistem What You Pay Is What You Get. Air Asia memang perusahaan yang saat ini sangat melesat kepopularitasannya di industri penerbangan. Dengan semboyan ”Now Everyone Can Fly”, membuat suatu sistem penerbangan murah (low cost) baru dengan penjualan online (online ticketing) dengan alamat AirAsia.com.
Air Asia sendiri adalah sebuah perusahaan berbasis di Malaysia terlibat dalam penyediaan jasa transportasi udara. Perusahaan mengoperasikan armada 90 pesawat dan terbang ke lebih dari 60 tujuan dari hubungan di Malaysia, Thailand dan Indonesia. Maskapai ini mengoperasikan lebih dari 3.500 penerbangan dalam waktu seminggu. Air Asia memiliki anak perusahaan yang terdiri dari AirAsia X, Thai AirAsia, Philippines’ AirAsia, AirAsia Jepang.
Air Asia Indonesia berdiri pada September 1999. Pada awal berdirinya, Air Asia Indonesia bernama PT AWAIR Internasional. Pada tahun 2000, Air Asia Indonesia mulai beroperasi melayani penerbangan ke berbagai kota di Indonesia. Kemudian, menyusul pembukaan jalur penerbangan baru ke luar negeri, yaitu Singapura. Setahun setelah beroperasi, maskapai ini menghentikan operasinya karena ketatnya persaingan penerbangan di Indonesia. Pada tahun 2004, AWAIR diakuisisi atau diambil alih oleh perusahaan penerbangan Air Asia. Setelah diambil alih oleh Air Asia, maskapai ini berubah nama menjadi Air Asia Indonesia. Setelah berubah nama, Air Asia Indonesia mulai beroperasi lagi untuk meramaikan dunia penerbangan Indonesia dengan strategi penerbangan berbiaya murah.
Visi dan Misi
Visi dari Perusahaan:
  • Menjadi maskapai penerbangan berbiaya hemat di Asia dan melayani sekitar 3 juta orang yang sekarang dilayani dengan konektifitas yang kurang baik dan tarif yang mahal.

Misi dari Perusahaan:
  •  Menjadi perusahaan terbaik untuk bekerja dengan menganggap karyawan sebagai anggota keluarga besar.
  •   Menciptakan brand ASEAN yang diakui secara global.
  • Mencapai tarif hemat sehingga semua orang bisa terbang dengan Air Asia.
  • Mempertahankan produk berkualitas tinggi, menggunakan teknologi untuk mengurangi pembiayaan dan meningkatkan kualitas layanan.

Tony Fernandes adalah orang yang terkenal di industri rekaman musik di Malaysia. Saat itu, dia menjabat sebagai Wakil Presiden Times Warner Music South-East Asia. Tanggal 8 Desember 2001, melalui perusahaan yang dia dan investornya dirikan, Tune Air, Toni Fernandes mengambil alih Air Asia dari DRB-Hicom sebesar 1 Ringgit Malaysia (saat itu Rp. 2.500,-), bersama 2 pesawat Boeing 737-300, jaringan rute kecil dan mempunyai utang hampir Rp. 100 milyar. Keputusan ini mengundang banyak pihak pesimis, dan mengatakan bahwa Tony Fernandes benar-benar gila. Salah satu alasannya karena saat itu potensi pasar sangat kecil dan saat itu karirnya di musik sangat menonjol. Namun Tony Fernandes memandang bahwa keputusannya adalah paling tepat karena peluang bisnisnya bertumbuh sangat besar. Berbekal semangat dan keyakinan yang dijalankan, Tony Fernandes perlahan-lahan dapat mengubah perusahaan tersebut dan mulai menghasilkan keuntungan di tahun 2002. Pemasukan AirAsia pada bulan Desember 2002 mencapai Rp. 285,5 milyar, keuntungan Rp. 48,5 milyar, penumpang yang diangkut mencapai 1,1 juta orang dan neraca perusahaan stabil.
Air Asia mempunyai peranan dalam mempromosikan komunikasi yang transparan kepada para investor dan Air Asia juga mempunyai strategi dan visibility yang baik dan jelas. Pada senior manajemen Air Asia juga terbuka dalam hal berbagai pertanyaan dan permintaan dari investor, terutama terkait dengan kinerja perusahaan dan hubungan dengan pihak luar. Usaha yang telah dilakukan manajemen Air Asia mempunyai tujuan untuk memastikan para investor dan  pemangku kepentingan percaya dengan transparansi dan good governance yang dilakukan oleh Air Asia.
Prestasi yang di dapat dalam perusahaan Air Asia antara lain:
  • Award Best Managed Company
  • Award Best Low Cost Airlines
  • Award Make Everyone Can Fly

Analisis SWOT pada perusahaan Air Asia

STRENGTHS (Kekuatan)
  • Kekuatan dari Airasia adalah kemampuannya dalam mengelola penerbangan dengan harga yang murah dengan kualitas layanan standart.
WEAKNESSES (Kelemahan)
  • Kelemahan dari airasia adalah penerapan konsep LCC dengan sistem booking barat tidak bisa diterima khususnya di Indonesia, sehingga bisnis Airasia di Indonesia mengalami kelemahan. Apalagi mendapatkan tekanan yang kuat dari perusahaan nasional semacam Lion Air, Batavia Air dan Sriwijaya Air

OPPORTUNITIES (Peluang)
  • Peluang dalam bisnis penerbangan berbiaya murah (low Cost Carrier) sangat besar dan terbuka, dan segmen kelas ini tidak dibidik oleh Airline yang sudah mapan seperti Singapore Air, Malysia Air, Garuda Indonesia (Flag Carrier)

THREATS (Ancaman)
  • Ancaman yang nyata pada saat ini adalah mulai munculnya airline dengan biaya rendah lainnya misalnya Tigerair.


Sumber:


Minggu, 13 Juli 2014

DOKUMENTASI TUGAS AKHIR PSIKOLOGI SOSIAL 2: KONFORMITAS





Disusun Oleh:

Aristya Fajrina D

Restu Fathia

Yulia Sulivan



Kelas: 2PA08

Universitas Gunadarma Depok

Senin, 26 Mei 2014

Tugas Ketiga: Penyesuaian Diri & Pertumbuhan Personal

Aristya Fajrina Dimayanti (11512153)
2PA08

A.      Pengertian dan Konsep Penyesuaian
1.      Pengertian Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Menurut Supriyo (2008: 90) penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Atas dasar pengertian tersebut  dapat diberikan batasan bahwa kemampuan manusia sanggup untuk membuat hubungan-hubungan yang menyenangkan antara manusia dengan lingkungannya. Secara umum penyesuaian diri dapat diartikan yaiu usaha manusia untuk menyelaraskan diri dengan lingkungan (Autoplastis) atau mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan atau keinginan diri sendiri (Alloplastis) guna memperoleh kenyamanan hidup. Menurut Ali dan Asrori (2005), penyesuaian diri dapat didefinisikan sebagai ”suatu proses yang mencakup respon-respon mental dan perilaku yang diperjuangkan individu agar dapat berhasil menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi, konflik, serta untuk menghasilkan kualitas keselarasan antara tuntutan dari dalam diri individu dengan tuntutan dunia luar atau lingkungan tempat individu berada”.
            Menurut Schneider (dalam Partosuwido, 1993) penyesuaian diri merupakan kemampuan untuk mengatasi tekanan kebutuhan, frustrasi dan kemampuan untuk mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat. Menurut Callhoun dan Acocella (dalam Sobur, 2003), penyesuaian dapat didefenisikan sebagai interaksi individu yang kontinu dengan diri individu sendiri, dengan orang lain, dan dengan dunia individu. Menurut pandangan para ahli diatas, ketiga faktor tersebut secara konstan mempengaruhi individu dan hubungan tersebut bersifat timbal balik mengingat individu secara konstan juga mempengaruhi kedua faktor lain. Menurut,  Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery).
2.      Konsep Penyesuaian Diri
a.  Aktualisasi diri, konsep ini menyesuaikan kebutuhan individu akan dorongan-dorongan untuk memenuhi kebetuhan dasar
b.  Perkembangan diri, disini individu dituntut untuk memiliki kemampuan yang lebih, baik dalam kemampuan bersosialisasi maupun kemampuan keterbukaan diri agar dapat melakukan penyesuaian diri dengan kelompoknya.
3.      Penyesuaian Diri yang sehat
Penyesuaian diri yang baik, yang selalu ingin diraih Penyesuaian diri yang baik, yang selalu ingin diraih setiap orang tersebut benar-benar terhindar dari tekanan, kegoncangan dan ketegangan jiwa yang bermacam-macam serta orang tersebut mampu menghadapi kesukaran dengan cara objektif serta berpengaruh bagi kehidupannya, serta menikmati kehidupannya dengan stabil, tenang, merasa senang, tertarik untuk bekerja, dan berprestasi. Lingkungan yang dapat membentuk penyesuaian diri individu diantaranya lingkungan keluarga, teman sebaya dan sekolah.
Sumber :
B.      Pertumbuhan Personal
Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Inilah yang dinamakan pertumbuhan. Pertembuhan itu membutuhkan proses yang sangat panjang. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan individu diantaranya adalah faktor genetik yang menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, pertumbuhan fisik, sikap tubuh, lalu faktor dari eksternal atau lingkungan yang mempengaruhi individu mulai konsepsi sampai akhir hayat. Dari semua faktor-faktor di atas, yang paling penting adalah pengaruh dari lingkungan seperti keluarga dan masyarakat sekitar. Berikut ini adalah konsep yang berkaitan dengan pertumbuhan personal adalah:
1.      Penekanan Pertumbuhan Diri
Pertumbuhan sendiri adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat hingga dewasa (akhir hayat) pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah), yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
2.      Variasi dalam Pertumbuhan
Tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada rintangan-rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya atau mungkin diluar dirinya.
Sumber:




Senin, 21 April 2014

Tugas Kedua: Arti Penting Stress dan Teori Kepribadian sehat Menurut Allport dan Carl Rogers


  1. Pengertian Stress
      Kita semua pernah mengalami stres. Tetapi sebenarnya stres tidak selalu jelek. Stres yang jelek adalah stress yang terlalu kuat dan bertahan lama. Stress dalam arti secara umum adalah perasaan tertekan, cemas, dan tegang. Dalam bahasa sehari-sehari stress di kenal sebagai stimulus atau respon yang menuntut individu untuk melakukan penyesuaian. Menurut J. P. Chaplin dalam kamus lengkap psikologi (1999) mendefinisikan stress sebagai satu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis. Menurut Atkinson (1983), stress terjadi ketika orang dihadapkan dengan peristiwa yang mereka rasakan sebagai mengancam kesehatan fisik maupun psikologisnya.
      Menurut Lazarus & Folkman (1986) stres adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh atau kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai potensial membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya.  Menurut McGrath, dan Wedford dalam Arend dkk, 1997)stress juga diterangkan sebagai suatu istilah yang digunakan dalam ilmu perilaku dan ilmu alam untuk mengindikasikan situasi atau kondisi fisik, biologis, dan psikologis organism yang memberikan tekanan kepada organism itu sehingga ia berada diatas ambang batas kekuatan adaptifnya.
      Menurut Lazarus & Folkman (1986) stress memiliki 3 bentuk yaitu:
Stimulus, yaitu stress merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang menimbulkan stres atau disebut juga dengan stressor.
Respon, yaitu stress yang merupakan suatu respon atau reaksi individu yang muncul karena adanya situasi tertentu menimbulkan stres. Respon yang muncul dapat secara psikologis seperti: cemas, sulit berkonsentrasi, dan mudah tersinggung.
Proses, yaitu stress digambarkan sebagai suatu proses dimana individu secara aktif dapat mempengaruhi dampak stres melalui tingkah laku, kognisi maupun afeksi.
Menurut Rice (2002) stres adalah suatu kejadian atau stimulus lingkungan yang menyebabkan individu merasa tegang. Sedangkan menurut Atkinson (2000) mengemukakan bahwa stres mengacu pada peristiwa yang dirasakan membahayakan kesejahteraan fisik dan psikologis seseorang.
Dapat disimpulkan bahwa stres merupakan suatu keadaan yang menekan diri individu itu sendiri. Sressor atau penyebab stres itu sendiri bisa terjadi karena 3 faktor, yaitu:

  • Faktor eksternal atau lingkungan
  • Faktor internal (psikologis)
  • Faktor biologis
Cara menghilangkan stres biasanya disebut dengan coping stres. Yang termasuk dalam jenis-jenis coping stres?
Jenis-jenis coping stres
Individu dari semua umur mengalami stres dan mencoba untuk mengatasinya. Karena ketegangan fisik dan emosional yang menyertai stres menimbulkan ketidaknyamanan, seseorang menjadi termotivasi untuk melakukan sesuatu untuk mengurangi stres. Hal-hal yang dilakukan bagian dari coping (dalam Jusung, 2006).
      Menurut Colman (2001) coping adalah proses dimana seseorang mencoba untuk mengatur perbedaan yang diterima antara demands dan resources yang dinilai dalam suatu keadaan yang stressful.
      Menurut Lazarus & Folkman (1986) mendefinisikan coping sebagai segala usaha untuk mengurangi stres, yang merupakan proses pengaturan (internal atau eksternal) yang dinilai sebagai beban yang melampaui kemampuan seseorang. Menurut sarafino (2006) menambahkan bahwa coping adalah proses dimana individu melakukan usaha untuk mengatur situasi yang dipersepsikan adanya kesenjangan atara usaha (demands) dan kemampan (resources) yang dinilai penyebab munculnya situasi stres.
Menurut Lazarus & Folkman, ada 2 jenis strategi coping stres, yaitu:
  1. Emotional Focused Coping
Coping ini merupakan bentuk coping yang lebih memfokuskan pada masalah emosi.  Coping ini bertujuan untuk melakukan control terhadap respon emosional terhadap situasi penyebab stress. Lazarus & Folkman (1986) Mengemukakan bahwa individu cenderung menggunakan Emotional Focused Coping
ketika individu memiliki persepsi bahwa stressor yang ada tidak dapat diubah. Berikut aspek-aspeknya:
  • Acceptance
Individu mampu menerima kenyataan bahwa keadaan stres tersebut telah terjadi dan tidak ada yang dapat dilakukan untuk menghindari masalah tersebut.
  • Seking for social support (for emotional reason)
Jenis coping ini lebih mengarah kepda dukungan moral yang diperoleh individu, simpati ataupun pengertian dari orang lain terhadap masalah yang sedang dihadapinya.
  • Self control
Individu mencoba untuk mengatur emosinya supaya tidak diketahui orang lain dan mengaturnya dalam menghadapi masalahnya.
  1. Problem Focused Coping
      Coping yang memfokuskan pada masalah ini melibatkan usaha yang dilakukan untuk merubah beberapa hal yang menyebabkan stres (stressor). Tujuannya adalah untuk mengurangi tuntutan dari situasi dan meningkatkan usaha individu dalam menghadapi stress. Lazarus & Folkman (1986) Mengemukakan bahwa individu cenderung menggunakan Problem Focused Coping ketika individu memiliki persepsi bahwa stressor yang ada dapat diubah.
      Menurut Carver, Scheiver dan Weintraub (dalam Triyani Harika, 2000) dalam penelitiannnya telah menyebutkan beberapa strategi coping yang bisa dikelompokkan ke dalam problem focused coping, yaitu:
  • Active coping, merupakan proses mengambil langkah aktif untuk mencoba menghilangkan stressor atau untuk meringankan dampaknya.
  • Planning, memikirkan bagaimana cara untuk mengatasi stressor.
  • Restraint coping, menunggu sampai adanya kesempatan yang tepat untuk bertindak sebelum waktunya.
  1. Teori kepribadian sehat menurut
Allport




Biografi Allport
Gordon Willard Allport lahir pada 11 November 1897 lahir di Montezuna, Indiana, dari pasangan John E. Allport dan Nellie Wise Allport. Awalnya ayahnya adalah seorang pengusaha, namun ketika Allport lahir beliau beralih pekerjaan dibidang obat – obatan (medis). Ibunya seorang guru dan merupakan protestan yang alim.
Ketika Allport berumur 6 tahun, keluarganya telah berpindah sebanyak tiga kali-dan akhirnya menetap di Cleveland, Ohio. Allport kecil mengembangkan ketertarikannya pada Philosophi dan pertanyaan keagamaan yang banyak memberikan kesempatan untuk berkata-kata. Dia menggambarkan dirinya sebagai sosial “terpisah” yang menggunakan lingkaran aktivitasnya sendiri. Dia juga menyatakan bahwa dia adalah anak yang lebih memiliki kemampuan dalam merangkai kata daripada olahraga ataupun bermain dengan rekan sebaya.
Pada tahun 1915 ia masuk ke Universitas Harvard, dan menjadi sarjana pada tahun 1919. Pada tahun 1922 Allport menerima gelar Ph.D ilmu psikologi di Harvard, setelah 2 tahun menjalani pendidikan. Dan pada akhirnya Dr Allport merubah rumahnya menjadi bentuk kecil dari rumah sakit. Ditemukan suster-suster dan para pasien di rumah, bersih dan keadaan yang steril diberlakukan.
Bagi Allport, Psikologi harus lebih menaruh perhatian kepada kesadaran atau motivasi yang terlihat. Allport mendapatkan penghargaan dalam bidang psikologi, yaitu : “American Psychological Foundation’s Gold Medali,” “The American Psychological Association’s Distinguished Scientific Contribution Award”, dan “The Presidencis of the American Psychological Assosiation and The Society for the Psychological of Sosial Issues”.
            Menurut Allport, individu-individu yang sehat dikatakan mempunyai fungsi yang baik pada tingkat rasional dan sadar. Menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan itu juga. Kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma-trauma dan konflik-konflik masa kanak-kanak. Dimana orang-orang yang neurotis terikat dan terjalin erat pada pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak, berbeda dengan orang-orang yang sehat yang bebas dari paksaan-paksaan masa lampau. Pandangan orang sehat adalah ke depan, kepada peristiwa-peristiwa kontemporer dan peristiwa-peristiwa yang akan datang, dan tidak mundur kembali kepada peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak. Segi pandangan yang sehat ini memberi jauh lebih banyak kebebasan dalam memilih dan bertindak. Orang yang matang dan sehat juga akan terus menerus membutuhkan motif-motif kekuatan dan daya hidup yang cukup untuk menghabiskan energi-energinya. Pada tahap perkembangan manapun, setiap individu harus menemukan minat-minat dan impian-impian baru. Energi tersebut harus diarahkan pada setiap tahap agar mencapai suatu kepribadian yang sehat. Contohnya seorang remaja membutuhkan penyaluran-penyaluran atas energinya agar terhindar dari kepribadian yang tidak sehat. Energi itu harus menemukan jalan keluar, dan apabila energi tidak diungkapkan secara konstruktif maka mungkin energi akan dilepaskan secara destruktif. Dimana beberapa anak yang kekurangan tujuan-tujuan yang berarti dan konstruktif untuk menghabiskan energi mereka, menyebabkan masalah kenakalan. Dorongan yang bersifat konstruktif adalah sangat penting bagi orang-orang yang sehat secara psikologis. Orang-orang yang demikian mengejar secara aktif tujuan-tujuan, harapan-harapan, dan impian-impian, dan kehidupan mereka dibimbing oleh suatu perasaan akan maksud, dedikasi, dan komitmen. Pengejaran terhadap suatu tujuan tidak pernah berakhir; apabila suatu tujuan harus dibuang, maka suatu motif yang baru harus cepat dibentuk. Orang yang sehat melihat ke masa depan dan hidup dalam masa depan.

KRITERIA KEPRIBADIAN YANG MATANG 
Tujuh kriteria kematangan ini merupakan pandangan-pandangan Allport tentang sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat.
  1. Perluasan perasaan diri.
Pribadi yang matang terus mencari untuk dapat mengidentifikasi diri dan berpatisipasi dalam kejadian yang terjadi di luar diri mereka. Mereka tidak terpusat pada diri sendiri serta mereka mampu untuk terlibat dalam masalah dan aktivitas di luar diri mereka. Mereka mengembangkan minat yang tidak egosentris dalam pekerjaan ataupun dalam permainan. Allport (1961)merangkum kriteria pertama ini dengan mengatakann  “semua orang mempunyai rasa cinta terhadap diri sendiri, namun hanya perluasan atas diri yang menjadi penanda kematangan pribadi”.
  1. Hubungan yang hangat dengan orang lain
Allport membedakan dua macam kehangatan alam hubungan dengan orang-orang lain ; kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu. Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orangtua, anak, partner,dll. Orang mengungkapkan partisipasi otentik dengan orang yang dicintai dan memperlihatkan kesejahteraannya. Perasaan terharu, tipe kehangatan yang kedua adalah suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Kepribadian yang matang sabar terhadap tingkah laku orang-orang lain dan tidak mengadili atau menghukumnya. Orang-orang yang sehat menerima kelemahan-kelemahan manusia.
  1. Keamanan emosional
Sifat dari kepribadian yang sehat ini meliputi beberapa kualitas; kualitas utama adalah penerimaan diri. Kepribadian-kepribadian yang sehat mempu menerima semua segi dari ada mereka, termasuk kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekuarangan tanpa menyerah secara pasif pada kelemahan-kelemahan tersebut. Orang sehat mampu hidup dengan ini dan segi-segi lain dalam kodrat manusia, dengan sedikit konflik dalam diri mereka atau dengan masyarakat. Mereka berusaha bekerja sebaik mungkin dan dalam proses mereka berusaha memperbaiki diri mereka. Pribadi yang matang menerima diri mereka apa adanya, dan memiliki apa yang disebut Allport (1961) sebagai keseimbangan emosional.
  1. Persepi yang realistis
Orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Orang-orang yang sehat menerima realita sebagaimana adanya. Mereka berfokus pada masalah dibanding pada pribadi, dan lebih berinteraksi dengan dunia seperti yang dilihat oleh kebanyakkan orang.
  1. Keterampilan-keterampilan dan tugas-tugas
Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri sendiri di dalamnya. Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukkan perkembangan keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat tertentu suatu tingkat kemampuan. Kita juga harus menggunakan keterampilan-keterampilan itu secara ikhlas, antusias, melibatkan dan menempatkan diri sepenuhnya alam pekerjaan kita.
  1. Insight dan humor
Pribadi yang matang mengenal dirinya sendiri, sehingga tidak mempunyai  kebutuhan untuk mengatribuikan kesalahan dan kelemahannya kepada orang lain. Mereka juga mempunyai selera humor yang tidak kasar;yang memberikan mereka kapasitas untuk menertawakan diri mereka sendiri daripada bergantung pada tema-tema seksual. Allport (1961) yakin bahwa insight dan humor sangat berhubungan, serta mungkin merupakan aspek-aspek dari hal yang sama, yaitu pemahaman diri (self-objectication).
  1. Filsafat hidup yang mempersatukan
Orang-orang yang sehat melihat ke depan, didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana-rencana jangka panjang. Orang-orang ini mempunyai suatu perasaan akan tujuan, suatu tugas untuk bekerja sampai selesai, sebagai batu sendi kehidupan mereka, dan ini memberi kontinuitas bagi kepribadian mereka.

Carl Rogers



Biografi Carl  Rogers
Carl Rogers adalah seorang psikolog yang terkenal dengan pendekatan terapi klinis yang berpusat pada klien (client centered). Carl Ransom Rogers lahir di Oak Park, Illinois, pada 8 Januari 1902.
Rogers terkenal sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan terapis, ide-ide dan konsep teorinya banyak didapatkan dalam pengalamanpengalaman terapeutiknya. Ide pokok dari teori – teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah–masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri.
Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak-kanak seperti yang diajukan oleh aliran Freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya.Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya. Namun ia tetap berfokus pada apa yang terjadi sekarang bukan apa yang terjadi pada waktu itu. Rogers dikenal juga sebagai seorang fenomenologis, karena ia sangat menekankan pada realitas yang berarti bagi individu.
Perkembangan Kepribadian
Konsep diri (self concept) menurut Rogers adalah bagian sadar dari ruang fenomenal yang disadari dan disimbolisasikan, dimana “aku“ merupakan pusat referensi setiap pengalaman. Konsep diri  merupakan bagian inti dari pengalaman individu yang secara perlahan dibedakan dan disimbolisasikan sebagai bayangan tentang diri yang mengatakan “apa dan siapa aku sebenarnya“ dan “apa yang sebenarnya harus saya perbuat“. Jadi, self concept adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi yaitu:
  1. Incongruence
ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan batin.
  1. Congruence
Congruence berarti situasi dimana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati.
Konsepsi-konsepsi pokok dalam teori Rogers adalah:
  1. Organism, yaitu keseluruhan individu (the total individual).
Organisme memiliki sifat-sifat berikut:
  • Organisme beraksi sebagai keseluruhan terhadap medan phenomenal dengan maksud memenuhi kebutuhankebutuhannya.
  • Organisme mempunyai satu motif dasar yaitu: mengaktualisasikan, mempertahankan dan
mengembangkan diri.
  • Organisme mungkin melambangkan pengalamannya, sehingga hal itu disadari, atau mungkin menolak pelambangan itu, sehingga pengalaman-pengalaman itu tak disadari, atau mungkin juga organisme itu tak memperdulikan pengalaman-pengalamannya.
  1. Medan phenomenal, yaitu keseluruhan pengalaman (the totality of experience). Medan phenomenal punya sifat disadari atau tak disadari, tergantung apakah pengalaman yang mendasari medan phenomenal itu dilambangkan atau tidak.
  2. Self, yaitu bagian medan phenomenal yang terdiferensiasikan dan terdiri dari pola-pola pengamatan dan penilaian sadar daripada “I” atau “me”.
Self mempunyai bermacam-macam sifat:
a)      Self berkembang dari interaksi organisme denganlingkungan.
b)   Self mungkin menginteraksikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya dalam cara (bentuk) yang tidak wajar.
c)     Self mengejar (menginginkan) consistency (keutuhan/kesatuan, keselarasan).
d)    Organisme bertingkah laku dalam cara yang selaras (consistent) dengan self.
e)     Pengalaman-pengalaman yang tak selaras dengan stuktur self diamati sebagai ancaman.
f)      Self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan (maturation) dan belajar.
Konsepsi Pokok
Rogers mengemukakan lima sifat khas dari seseorang yang berfungsi penuh:
  1. Keterbukaan pada pengalaman
Bahwa seseorang tidak bersifat kaku dan defensif melainkan bersifat fleksibel, tidak hanya menerima pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tapi juga dapat menggunakannya dalam membuka kesempatan lahirnya persepsi dan ungkapan ungkapan baru.
  1. Kehidupan eksistensial
Orang yang tidak mudah berprasangka ataupun memanipulasi pengalaman melainkan menyesuaikan diri karena kepribadiannya terus-menerus terbuka kepada pengalaman baru.
  1. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar, merupakan pedoman yang sangat diandalkan dalam memutuskan suatu tindakan yang lebih dapat diandalkan daripada faktor-faktor rasional atau intelektual.
  1. Perasaan bebas
Semakin seseorang sehat secara psikologis, semakin mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak.
  1. Kreativitas
Seorang yang kreatif bertindak dengan bebas dan menciptakan hidup, ide dan rencana yang konstruktif, serta dapat mewujudkan kebutuhan dan potensinya secara kreatif dan dengan cara yang memuaskan.
Sumber :
      Feist, J. & Feist., G. (2010) Theories of Personality. 7th Edition. Boston: McGraw Hill
                                              http://wardalisa.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/26404/Materi+09+_+TeoriKepribadianCarlRogers.pdf