Assalamualaikum


Sabtu, 10 Oktober 2015

#SIP Arsitektur Komputer dan Struktur Kognisi Manusia

ARSITEKTUR KOMPUTER
Arsitektur komputer adalah konsep perencanaan dan struktur pengoperasian dasar dari suatu sistem komputer. Arsitektur komputer ini merupakan rencana cetak-biru dan deskripsi fungsional dari kebutuhan bagian perangkat keras yang didesain (kecepatan proses dan sistem interkoneksinya). Dalam hal ini, implementasi perencanaan dari masing-masing bagian akan lebih difokuskan terutama, mengenai bagaimana CPU akan bekerja, dan mengenai cara pengaksesan data dan alamat dari dan ke memori cache, RAM, ROM, cakram keras, dll). Beberapa contoh dari arsitektur komputer ini adalah arsitektur von Neumann, CISC, RISC, blue Gene, dll. Arsitektur komputer juga dapat didefinisikan dan dikategorikan sebagai ilmu dan sekaligus seni mengenai cara interkoneksi komponen-komponen perangkat keras untuk dapat menciptakan sebuah komputer yang memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja, dan target biayanya. Arsitektur komputer biasanya lebih cenderung pada kajian atribut-atribut sistem komputer yang terkait dengan seorang programmer. Contohnya, set instruksi, aritmetika yang digunakan, teknik pengalamatan dan mekanisme I/O (Riadi & Setyawan, 2013). Arsitektur komputer mempelajari atribut-atribut sistem komputer terkait dengan programmer.
Arsitektur komputer ini paling tidak mengandung 3 sub-kategori:
1.         Set instruksi (ISA)
2.         Arsitektur mikro dari ISA, dan
3.         Sistem desain dari seluruh komponen dalam perangkat keras komputer ini
Arsitektur komputer mempunyai komponen-komponen pada komputer yang terdiri dari:
1.         Input (masukan)
Perangkat keras komputer yang berungsi sebagai alat untuk memasukkan data atau perintah ke dalam komputer yang berupa signal input atau maintenance input. Di dalam sistem komputer, signal input berupa data yang dimasukkan ke dalam sistem komputer, sedangkan maintenance input berupa program yang digunakan untuk mengolah data yang dimasukkan
2.         Pemroses
Sebuah komponen komputer yang bekerja untuk mengolah data yang masuk ke dalam komputer.
3.         Penyimpanan
Sebuah komponen komputer yang berfungsi untuk menyimpan data baik sementara atau selamanya.
4.         Output
Output (keluaran) adalah perngkat keras komputer yang berfungsi untuk menampilkan keluaran sebagai hasil pengolahan data. Keluaran bisa berupa hard-copy (ke kertas), soft-copy (ke monitor), ataupun berupa suara.
Nah berikutnya, saya akan menjelaskan mengenai apa sih struktur kognisi manusia itu?

STRUKTUR KOGNISI MANUSIA
Kognisi merupakan suatu proses dimana orang belajar sesuatu dari dunia nyata yaitu bagaimana memperoleh ilmu pengetahuan. Istilah kognisi (dalam bahasa latin mengacu pada cognoscere, “tahu”, “untuk konsep” atau “mengenali”) mempunyai hubungan dengan hal memproses informasi, menerapkan pengetahuan, dan preferensi berubah. Kognisi adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu.
Proses yang dilakukan adalah memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Kapasitas atau kemampuan kognisi biasa diartikan sebagi kecerdasan atau inteligensi. Bidang ilmu yang mempelajari kognisi beragam, di antaranya adalah psikologi, filsafat, komunikasi,  neurosains, serta kecerdasan buatan. Kognisi manusia adalah unsur yang saling berhubungan antara satu sama lain yang saling berakomodir atau saling melengkapi antara fungsi-fungsi, skema. Seperti bagian otak yang mengakomodir unsur bagian-bagian tubuh yang menjadikan suatu sistem yang kompleks.
Proses kognitif areanya sangat luas (proses berpikir, intelegensi, pengetahuan umum dan lain-lain). Disini kita hanya akan membahas antara intelegensi dan emosi. Intelegensi emosional adalah suatu kemampuan mengidentifikasi emosi yang dialami oleh diri sendiri dan orang lain dengan akurat, kemampuan mengekspresikan emosi dengan tepat, dan kemampuan mengatur emosi pada diri sendiri dan orang lain. Orang yang memiliki intelegensi emosional (EQ) yang tinggi mampu menggunakan emosi mereka untuk meningkatkan motivasi mereka, menstimulasi pemikiran yang kreatif, dan mengembangkan empati terhadap orang lain. Orang-orang yang memiliki intelegensi emosi yang kurang baik akan mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi emosi pada diri mereka sendiri. Beberapa orang memiliki argumen bahwa intelegensi emosional bukanlah kemampuan kognitif yang spesial, melainkan kumpulan karakteristik-karakteristik kepribadian, seperti empati dan ekstroversi. Terlepas dari kontroversi yang ada, pengembangan konsep intelegensi merupakan sesuatu yang sangat berguna bagi kita semua. Pengembangan tersebut memaksa kita berpikir kritis mengenai makna intelegensi dan memaksa kita mempertimbangkan beragam jenis “intelegensi” yang membantu kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Pendekatan kognitif juga membantu penyusuran berbagai strategi pembelajaran anak-anak yang mampu secara efektif meningkatkan kemampuan anak dalam membaca, menulis, mengerjakan pekerjaan rumah dan menjalani ujian. Sebagai contoh, anak-anak diajari menggunakan waktu dengan bijak sehingga tidak menunda-nunda dan mampu membedakan persiapan untuk ujian pilihan ganda dengan ujian essai. Yang paling penting, berbagai pendekatan baru dalam menjelaskan intelegensi telah menghapus set mental yang keliru, yang menganggap intelegensi yang diukur oleh tes IQ satu-satunya variabel yang menentukan berhasil atau tidaknya seseorang dalam kehidupannya
Jean Piaget menyebut bahwa struktur kognitif ini sebagai skemata (Schemas), yaitu kumpulan dari skema-skema. Seseorang individu dapat mengikat, memahami, dan memberikan respons terhadap stimulus disebabkan karena bekerjanya skemata ini. Skemata ini berkembang secara kronologis, sebagai hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya. Dengan demikian seorang individu yang lebih dewasa memiliki struktur kognitif yang lebih lengkap dibandingkan ketika ia masih kecil. Piaget memakai istilah scheme secara interchangeably dengan istilah struktur. Scheme adalah pola tingkah laku yang dapat diulang. Scheme berhubungan dengan: 1. Refleks-refleks pembawaan, misalnya bernapas, makan, minum. 2. Scheme mental, misalnya scheme of classification, scheme of operation. (pola tingkah laku yang masih sukar diamati seperti sikap, pola tingkah laku yang dapat diamati Jika schemas / skema / pola yang sudah dimiliki anak mampu menjelaskan hal-hal yang dirasakan anak dari lingkungannya, kondisi ini dinamakan keadaan ekuilibrium (equilibrium), namu ketika anak menghadapi situasi baru yang tidak bisa dijelaskan dengan pola-pola yang ada, anak mengalami sensasi disekuilibrium (disequilibrium) yaitu kondisi yang tidak menyenangkan.
Sebagai contoh karena masih terbatasnya skema pada anak-anak: seorang anak yang baru pertama kali melihat buaya, kemudian sang anak menyebutnya sebagai cecak besar, karena sang anak baru memiliki konsep cecak yang sering dilihat dirumahnya. Sang anak memiliki konsep cecak dalam skemanya dan ketika sang anak melihat buaya untuk pertama kalinya, konsep cecaklah yang paling dekat dengan stimulus, peristiwa ini pun bisa terjadi pada orang dewasa. Hal ini terjadi karena kurangnya perbendaharaan kata atau dalam kehidupan sehari-harinya konsep tersebut jarang ditemui. Misalnya: seringkali orang menyebut kuda laut itu sebagai singa laut, padahal kedua binatang itu jauh berbeda cara hidupnya, lingkungan kehidupan, maupun bentuk tubuhnya dengan kuda ataupun singa. Asosiasi tersebut hanya berdasarkan sebagian bentuk tubuhnya yang hampir sama. Perkembangan skemata ini berlangsung terus-menerus melalui adaptasi dengan lingkungannya. Skemata tersebut membentuk suatu pola penalaran tertentu dalam pikiran anak. Makin baik kualitas skema ini, makin baik pulalah pola penalaran dan tingkat intelegensi anak itu.
Menurut Bloom terdapat 6 tingkatan kemampuan kognisi manusia, yaitu:
1.    Tingkat pengetahuan (knowledge level) yaitu kemampuan menyebutkan atau menjelaskan kembali. Contonhnya:  menyatakan kebijakan.
2.  Tingkat pemahan (comprehension level) yaitu kemapuan memahami instruksi atau masalah, menginterpretasikan dan menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri. Contohnya: menuliskan kembali atau merangkum materi
3.   Tingkat penerapan atau aplikasi (application level) yaitu kemampuan menggunakan konsep dalam praktek atau situasi yang baru. Contohnya: menggunakan pedoman/aturan dalam menghitung gaji pegawai.
4.  Tingkat analisa (analythical level) yaitu kemampuan memisahkan konsep kedalam beberapa komponen untuk memperoleh pemahan yang lebih luas atas dampak komponen-komponen terhadap konsep tersebut secara utuh.
5.    Sintesa (synthesis level) yaitu kemampuan merangkai atau menyusun kembali komponen-komponen dalam rangka menciptakan arti/pemahaman/struktur baru. Contohnya: menyusun kurikulum dengan mengintegrasikan pendapat dan materi dari beberapa sumber
6.   Evaluasi yaitu (evaluation level) yaitu kemapuan mengevaluasi dan menilai sesuatu berdasarkan norma, acuan dan kriteria. Contohnya: membandingkan hasil ujian siswa dengan kunci jawaban.
Model pemrosesan informasi

Setelah membaca penjelasan mengenai arsitektur komputer dan struktur kognisi manusia pastinya diantara keduanya mempunyai hubungan. Sekarang saya akan menjelaskan mengenai hubungan keduanya.

HUBUNGAN ANTARA ARSITEKTUR KOMPUTER DENGAN STRUKTUR KOGNISI MANUSIA
Mengenai penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa arsitektur komputer dengan struktur kognisi manusia sama-sama memiliki persamaan dan saling berkaitan atau saling memiliki hubungan timbal balik satu sama lain. Kognisi dan komputer memiliki persamaan dalam hal memproses informasi. Jika dikaitkan dengan arsitektur komputer yang memiliki pengertian sebagai konsep perencanaan dan struktur pengoperasian dari suatu sistem komputer, dimana kognisi manusia ikut berperan dalam pembuatannya. Yang menciptakan arsitektur itu sendiri adalah manusia, manusia yang membuat program, manusia juga lah yang membuat pola dari sistem komputer itu. Jika keduanya disatukan, maka akan menimbulkan hubungan timbal balik, erat dan saling menguntungkan antar keduanya. Karena manusia memiliki otak untuk melakukan proses memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Sedangkan arsitektur komputer itu sendiri memiliki tujuan untuk mempermudah manusia dalam pekerjaannya.
Disamping itu arsitektur komputer dan struktur kognisi manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan diantaranya:
Kelebihan dari arsitektur komputer:
1.         Memiliki processor yang berjumlah lebih dari satu
2.         Dapat membuka beberapa aplikasi dalam waktu yang bersamaan
3.         Kecepatan kerja processornya hingga 1GOPS (Giga Operations Per Second)
4.         Komputer dapat menguji model-model kognitif dengan sumber daya ruang dan waktu yang lebih hemat
Kekurangan dari arsitektur komputer:
1.         Harganya sangat mahal
2.         Membutuhkan daya listrik yang lebih besar
3.         Proses kerjanya lama
Kelebihan dari struktur kognisi manusia:
1.         Banyak memberi motivasi agar terjadi proses belajar
2.         Struktur kognisi lebih sistematis dan memiliki arah dan tujuan yang jelas
3.         Mengoptimalkan kerja otak secara maksimal
Kekurangan dari struktur kognisi manusia:
1.          Membutuhkan waktu yang lama

SUMBER:
1. Anonim. (2011). Hubungan antara emosi, motivasi, dan proses kognitif. http://www.psychologymania.com/2011/07/hubungan-antara-emosi-motivasi-dan.html diakses pada tanggal 09 Oktober 2015.
2. Anonim. (2013). Komponen-kompenen arsitektur komputer. https://prezi.com/mtexjtmoaufh/komponen-komponen-arsitektur-komputer/ diakses pada tanggal 09 Oktober 2015
3. Nursyamsi, J. (2010). Arsitektur komputer. http://jnursyamsi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/30853/MSIM2+Arsitektur+komputer.pdf diakses pada tanggal 09 Oktober 2015.
4.   Riadi, I., Setyawan, A. (2013). Aplikasi multimedia pembelajaran tentang memori menggunakan adobe flash. Jurnal sarjana teknik informatika, Vol 1, No. 1.
5. Sutarno, M. (2009). Teori perkembangan kognisi jean piaget. http://physicsmaster.orgfree.com/Artikel%20Ilmiah%202.html diakses pada tanggal 09 Oktober 2015.
6. Utari, R. Taksonomi Bloom: apa dan bagaimana menggunakannya?. http://www.bppk.depkeu.go.id/webpkn/attachments/766_1-Taksonomi%20Bloom%20-%20Retno-ok-mima.pdf diakses pada tanggal 10 Oktober 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar